Suara.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Desmond J. Mahesa memandang Gerindra tidak boleh meninggalkan begitu saja Partai Kebangkitan Bangsa dan Muhaimin Iskandar, pasca terbukanya kemungkinan duet Prabowo Subianto-Puan Maharani atau sebaliknya.
Menurut Desmond, jikapun PDI Perjuangan mas masuk koalisi dengan mengusung Puan sebagai calon wakil presiden, hal tersebut butuh persetujuan PKB.
Desmond menilai konfigurasi Prabowo-Puan memang bisa dipertimbangkan. Tetapi untuk menuju ke arah sana, Gerindra yang sudah berkoalisi dengan PKb tidak boleh melangkah sembarangan.
"Harus dibicarakan dulu dengan Pak Muhaimin, mau gak Pak Muhaimin mengalah? Masa Muhaimin yang sudah teman bagus tiba-tiba Puan mau datang geser Muhaimin. Kalau Muhaimin mau boleh lah, kalau enggak, saya lebih setuju dengan Muhaimin daripada Puan ya," kata Desmond di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).
![Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa. [Suara.com/Novian Ardiansyah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/05/31/50886-wakil-ketua-komisi-iii-dpr-desmond-junaidi-mahesa.jpg)
Desmond mengingatkan agar Gerindra tidak menjadi partai pengkhianat dengan memilih Puan serta PDIP yang. Padahal seperti diketahui Gerindra sudah lebih dulu berkawan koalisi dengan PKB untuk Pilpres 2024.
Karena itu, komunikasi dengan PKB serta Muhaimin selaku ketua umumnya memang perlu dilakukan dalam mengambil keputusan perihal konfigurasi Prabowo-Puan.
"Jangan sampai kita meninggalkan orang. Muhaimin harus diberesin, mau nggak Muhaimin mengalah, kita jangan, mau partai nyakitin orang? Kalau saya prinsip Partai Gerindra itu bukan partai yang suka ninggal orang, gitu loh," kata Desmond.
Jalan Masih Panjang, Ogah Buru-buru
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengakui bahwa memang ada kemungkinan bagi dirinya untuk menjadi calon presiden, sedangkan untuk calon wakil presidennya ialah Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Baca Juga: Ditanya Siap-Tidak jadi Capres NasDem, Panglima TNI Andika Perkasa Pasang Muka Semringah ke Wartawan
Kendati menyatakan kemungkinan duet tersebut memang ada, namun Prabowo menyiratkan enggan bersikap terburu-buru dalam memikirkan kemungkinan tersebut.