Kritisi Kenaikan BBM, Rizal Ramli Sebut Ada Banyak Cara Lain: Salah Satunya Hentikan Pengeluaran Ibukota Baru Abal-abal

Senin, 05 September 2022 | 17:22 WIB
Kritisi Kenaikan BBM, Rizal Ramli Sebut Ada Banyak Cara Lain: Salah Satunya Hentikan Pengeluaran Ibukota Baru Abal-abal
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom senior Rizal Ramli mengkritik pedas pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Hal ini dinyatakan sendiri oleh Rizal Ramli melalui akun Twitternya.

Menurut Rizal Ramli, pemerintah tak perlu menaikan harga BBM terutama untuk menghemat pengeluaran.

Lebih lanjut dia menyarankan tiga cara yang bisa ditempuh pemerintah agar ekonomi tetap stabil namun tak perlu menaikkan BBM.

Baca Juga: Mahasiswa di Kendari Sandera Truk Kontainer Blokade Jalan, Tolak Penaikan BBM Bersubsidi

Pertama dia menyarankan agar pemerintah mengurangi pengeluaran yang tak perlu.

Potret Ekonom senior Rizal Ramli. (Istimewa)
Potret Ekonom senior Rizal Ramli. (Istimewa)

"Gimana caranya tidak perlu menaikkan harga BBM ? Pemerintah hentikan pengeluaran yang tidak perlu, seperti proyek ibukota baru abal-abal itu," tulis Rizal Ramli.

"Kurangi pengeluaraan lembaga-lembaga negara seperti Mahkamah Konsitusi yg anggarannya malah dinaikan 4 kali, padahal kinerja payah! Badan-badan baru dan staffing poto," imbuhnya.

Kedua dia menyarankan agar pemerintak memerinyahkan komisari dan direksi untuk memotong ineffisiensi Pertamina dan PLN 20 persen.

"Itu bukan hal yang sulit asal mereka bersih dan profesional, bukan titipin politik dan hutang budi Jokowi (Ahok)," tulisnya.

Baca Juga: Update Harga Pangan di Sumsel Setelah Kenaikan BBM: Cabai, Bawang Ikut Merangkak Naik

Terakhir Rizal Ramli menyebutkan pemerintah perlu fokus mengurangi cicilan bunga dan pokok utang negara.

"Esensinya sederhana, pemerintahan Jokowi tidak kreatif dan tidak berpihak pada rakyat! Bisanya hanya ‘nambah utang mahal’ dan ‘naikkan harga’ yang bikin susah rakyat. Padahal ada cara lain, tidak perlu naikkan BBM," tutup Rizal Ramli.

Cuitan Rizal Ramli (twitter.com/RamliRizal)
Cuitan Rizal Ramli (twitter.com/RamliRizal)

Alasan Pemerintah Naikkan BBM

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM di pasar domestik meskipun harga minyak dunia menurun dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut Sri Mulyani keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi karena belanja subsidi tetap meningkat di APBN Tahun 2022.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah melakukan perhitungan dengan berbagai skenario perubahan harga minyak mentah Indonesia ("Indonesian Crude Price"/ICP) dan dampaknya terhadap besaran subsidi di APBN tahun berjalan.

Dengan asumsi ICP berada di bawah harga 90 dolar AS per barel ataupun mengambil asumsi rata-rata dalam satu tahun di rentang 97-99 dolar AS per barel, maka belanja subsidi energi tetap akan naik dari anggaran yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp502,4 triliun.

Pada kesempamtan lain, Jokowi menyebut keputusan menaikkan BBM yang dibuat disebabkan karena pemerintah dalam situasi yang sulit akibat gejolak harga minyak dunia.

"Saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM," kata Jokowi.

Dirinya menyebut pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak tersebut supaya harga BBM di tanah air masih terjangkau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI