Subsidi BBM Dicabut Akan Picu Kenaikan Jumlah Orang Miskin, Jokowi Akan Mengulang Era SBY?

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 05 September 2022 | 16:17 WIB
Subsidi BBM Dicabut Akan Picu Kenaikan Jumlah Orang Miskin, Jokowi Akan Mengulang Era SBY?
Presiden Jokowi dan SBY di Istana Merdeka pada 2017 [BPMI Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Oktober 2005, Presiden SBY kembali menaikkan harga bensin hingga 87,5 persen serta Solar 104,8 persen.

Kenaikan harga BBM yang sangat tinggi itu berdampak pada inflasi yang membengkak menjadi 17,15 persen dari sebelumnya 11,7 persen.

Setahun kemudian, 2006, BPS mencatat terdapat kenaikan signifikan jumlah orang miskin dari 35,10 juta jiwa menjadi 39,30 juta jiwa.

Tingkat kedalaman kemiskinannya juga demikian, naik dari 2,78 ke 3,43. Tingkat keparahannya pun naik dari 0,76 menjadi 1.

Presiden Jokowi sendiri sudah mengumumkan bakal mencairkan dana bantuan langsung tunai alias BLT kepada masyarakat setelah kenaikan harga BBM. Program BLT ini persis seperti yang dilakukan Presiden SBY seusai menaikkan harga BBM.

Jokowi mengatakan, dana subsidi BBM yang dicabut pemerintah akan dialihkan kepada masyarakat melalui salah satunya program BLT.

Pemerintah sudah menyiapkan Rp 12,4 triliun sebagai dana BLT, yang akan dibagikan ke 20,65 juta warga Indonesia yang kurang mampu. 

Setiap warga yang terdata sebagai keluarga miskin bakal mendapat Rp 150 ribu per bulan. BLT akan diberikan selama 4 bulan berturut-turut sejak September.

"Pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar Rp 9,6 Triliun untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan dalam bentuk bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp 600.000," tuturnya. 

Baca Juga: Pemkab Boyolali Klaim Kenaikan Harga BBM Belum Berdampak ke Sembako, Harga Telur Malah Turun

Sebenarnya, Jokowi dulu sempat mengkritik kebijakan Presiden SBY yang memberikan BLT setelah menaikkan harga BBM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI