PT Nusantara Energy Plant Indonesia menjadi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang bersaing dengan PT Pertamina (Persero). Nama perusahaan ini pun disorot setelah pemerintah memutuskan adannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan Pertamax.
Terlebih, SPBU Vivo memiliki jenis BBM yang harganya lebih murah dari Pertalite yang kini dijual dengan harga Rp 10 ribu yaitu jenis Ron 89 yang dijual seharga Rp 8.900 per liternya.
Profil Perusahaan
PT Nusantara Energy Plant Indonesia merupakan pemilik SPBU Vivo yang telah beroperasi sejak 2017. Kemudian, nama perusahaan ini berubah menjadi PT Vivo Energy Indonesia. Perusahaan ini ternyata masih ada kaitannya dengan Vitol Group, sebuah perusahaan minyak raksasa yang berlokasi di Swiss.
Perusahaan Vitol Group ini awalnya berdiri di Rotterdam tahun 1966. Selain di Indonesia, ia juga menyebarkan jaringan SPBU nya di Belanda, Inggris, Australia, Afrika, dan Singapura hingga lebih dari 40 negara.
Ekspansi Bisnis dan Cakupan Sektor Bisnisnya
Vitol Group dapat dikatakan seagai perusahaan penyalur Bahan Bakar Minyak paling besar di dunia. Bahkan pada 2021, pendapatan yang diperolehnya mencapai 279 Miliar Dollar AS. Pada 2020, perusahaan ini mampu menjual hingga 367 juta ton minyak mentah dan produk turunannya.
Vitol Group merambah sektor sumber BBM dengan ikut dalam program pengeboran minyak di Afrika. Perusahaan ini mampu memproduksi sekitar 55.000 barel per hari. Vitol Group memiliki banyak sektor bisnis yang digeluti yakni kilang minya, tangker minyak, terminal minyak dan gas, energi terbarukan, dan gas alam.
Vitol Group di Indonesia
Baca Juga: Jual Harga di Bawah Pertalite, Stok BBM Revvo 89 di SPBU Vivo Cipayung Habis!
Perusahaan ini terletak di Gama Tower, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Indonesia. Untuk mendukung operasionalnya, Vivo memiliki unit kilang minyak skala kecil dan tangki BBM di Tanjung Priok, Jakarta Utara.