"Di situ lengkap bagaimana yg diatur dalam AD/ART tentang mengggelar mukernas diantaranya dihadiri yaitu oleh pengurus harian kemudian sekretaris wilayah, kemudian anggota fraksi DPR RI, kemudian majelis-majelis kemudian pimpinan Banom," tuturnya.
Dalam atas dasar itu lah, kata Mardiono, Suharso diputuskan untuk diberhentikan sebagai ketua umum PPP. Mukernas memutuskan juga untuk menunjuk Mardiono selaku PLT ketua umum kekinian.
"Iya pengurus harian memutuskan untuk menujuk PLT adalah saya. Saya nggak tahu kalau pertimbangannya apa dalam rapat."
Telepon-teleponan
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani, mengungkapkan, bahwa Suharso Monoarfa sempat menelepon eks Ketum DPP PPP Romahurmuziy dan Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Mardiono menyatakan ingin mengundurkan diri sebagai ketua umum partai.
Komunikasi Suharso itu dilakukan sebelum Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP memutuskan untuk Suharso dicopot dari kursi ketum partai dan digantikan oleh Plt ketum.
"Dari yang disampaikan oleh pak Mardiono dan juga kebetulan beliau bekesempatan juga berkomunikasi dengan pak Romy. Pak Romahurmuziy mantan ketum. Itu beliau sempat menyampaikan keinginan untuk mengundurkan diri," kata Arsul dalam konferensi persnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

Arsul menyampaikan, pernyataan Suharso soal ingin mengundurkan diri dari kursi ketua umum disampaikan sejak dua hari yang lalu. Untuk itu, ia pun membantah jika Mukernas PPP dilakukan tanpa sepengetahuan dan komunikasi lebih dulu ke Suharso. Menurutnya, mekanisme itu sudah dilakukan.
"Pak Suharso tahu. Cuman beliau, jadi jangan di bayangkan kami tidak berkomunikasi dengan pak suharso. Eggak lah, ada komunikasi ya itu bahkan sempet telepon-teleponan lah pak Suharso dengan pak Mardiono," tuturnya.
Baca Juga: Ngaku Mau Resign dari Ketum PPP, Cerita Suharso Sempat Telepon Romy hingga Mardiono Sebelum Dipecat
Lebih lanjut, Arsul mengatakan, keputusan yang diambil lewat forum Mukernas ini tidak dilakukan secara terburu-buru.