Suara.com - Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang resmi diberlakukan sejak Sabtu (3/9/2022) tentu mengundang berbagai reaksi masyarakat.
Selain menaikkan harga BBM, pemerintah juga berencana mencairkan sejumlah program bantuan sosial (bansos) seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang masing-masing akan mendapatkan Rp 600 ribu.
Pemerintah disebut akan mulai memberikan bantalan sosial tambahan sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM sebesar Rp 24,17 triliun.
Keputusan pemerintah yang berencana meberikan BLT usai menaikkan harga BBM rupanya juga tak lepas dari sorotan.
Baca Juga: Meski BBM Naik, Harga Kebutuhan Pokok di Karawang Masih Relatif Stabil
Salah satunya dinyatakan oleh pegamat politik sekaligus akademisi Rocky Gerung.
Dalam hal ini, Rocky Gerung menyebutkan bahwa pemberian BLT usai kenaikan harga BBM bak memberikan oksigen usai mencekik rakyat.
"Dari logika kita jadi BLT itu semacam oksigen setelah orangnya dicekik, kan begitu sebenarnya?" ujar Rocky Gerung melalui kanal Youtubenya yang diunggah pada Senin (5/9/2022).
"Udah dicekik enggak bisa napas baru dikasih oksigen, itu kan di situ pemerintah curangnya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menambahkan bahwa ketika ada kebijakan BLT menandakan bahwa kemiskinan sudah terjadi.
Baca Juga: SPBU Vivo Jadi Alternatif Masyarakat Usai Kenaikan Harga BBM, Ternyata Segini Harganya
"Buruknya pemerintah menganggap bahwa untuk mencegah kebijakan yang memberatkan rakyat kami berikan BLT, kalau tahu memberatkan rakyat kenapa diambil," kata Rocky Gerung.
"Kita sedang dicekik lalu dibujuk dengan BLT, kenapa dicekik biar kita mudah disuap," imbuhnya.
Sebelumnya diketahui bahwa Harga BBM subsidi Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter.
Tak hanya itu Arifin juga menyebut harga Pertamax non subsidi juga alami penyesuaian harga yakni dari Rp 12.500 menjadi 14.500 per liter.
Sementara itu, BLT rencanya kan dicairkan untuk para pekerja