Baru-baru ini, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Keduanya bertemu di kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, pada hari Minggu, 04 September 2022 pukul 10.59 WIB.
Selain berkuda, Prabowo dan Puan juga membicarakan mengenai politik. Apakah ada kemungkinan berduet di Pemilu Pilpres 2024 mendatang? Berikut momen pertemuan Prabowo Puan Maharani di Hambalang.
1. Prabowo Siapkan Kuda Spesial dan Makan Siang
Suara.com - Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang turut hadir di Hambalang memastikan bahwa Prabowo sudah siap menjamu Puan Maharani. Bahkan, Prabowo sudah menyiapkan kuda spesial yang digunakan untuk kegiatan berkuda besama Puan.
"Oh iya kalau itu pasti (berkuda) karena di Hambalang ini ada tempat berkudanya Pak Prabowo. Mbak Puan akan dijamu menaikki kuda yang spesial," kata Dasco di Hambalang, Minggu (4/9/2022).
2. Ada Pembicaraan Politik
Mengutip dari pemberitaan Suara.com, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyebut bahwa dalam pertemuan kedua politisi tersebut, terdapat pembicaraan politik.
Namun, Dasco tidak mengungkapkan lebih lanjut terkait dengan pembicaraan politik tersebut.
Sementara itu, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menjelaskan mengenai isu yang dibahas oleh Puan Maharani dalam pertemuannya dengan Prabowo Subianto. Disebutkan oleh Hasto, keduanya akan membahas berbagai isu, salah satu diantaranya yaitu tantangan geopolitik.
Baca Juga: Yuk Intip Padepokan Garuda Yaksa Milik Prabowo Subianto, Jadi Tempat Jamu Para Tokoh
"Terkait Pak Prabowo juga tak terlepas dari ruang lingkup beliau sebagai Menteri Pertahanan karena kita juga menghadapi pertarungan geopolitik," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (2/9) seperti mengutip dari Suara.com.
3. Melakukan Aktivitas Berkuda
Dalam pertemuan tersebut, Puan Maharani dan Prabowo melakukan kegiatan berkuda. Puan diajarkan berkuda langsung oleh Prabowo Subianto.
Dalam kegiatan tersebut, Puan mengaku kesulitan karena baru mengetahui lebih detail tentang berkuda. Puan juga menyebut bahwa berkuda memerlukan keberanian dan semangat, serta sinergi yang kuat antara penunggang dan kuda.
4. Kemungkinan Berduet Dalam Pilpres 2024
Dalam informasi yang beredar, pada pertemuan tersebut, Prabowo Subianto sempat menyebutkan bahwa dirinya kemungkinan akan berduet di Pilpres 2024 dengan Puan Maharani.
Mendengar hal tersebut, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani pun nampak tersipu malu di hadapan Prabowo Subianto. Puan Maharani terlihat senang dan tersenyum lebar.
Pada saat Prabowo menyampaikan kemungkinan duetnya di capres dan cawapres 2024, Puan tampak melihat ke arah belakang terlebih dahulu, ke tempat para elite Gerindra dan PDIP berdiri sebelum akhirnya tertawa.
Menurut Prabowo, jika memang duetnya tersebut merupakan hal terbaik untuk bangsa dan negara, maka dirinya siap melaksanakan.
"Tentunya perjalanan masih panjang, iya kan? PDIP harus memikirkan, Gerindra juga," kata Prabowo usai pertemuan dengan Puan di Hambalang, Bogor, Minggu (4/9/2022).
5. Posisi Cak Imin Disebut Terancam
Adanya kalimat yang terlontar dari Prabowo Subianto yang menyebutkan bahwa dirinya kemungkinan berduet di Pilpres 2024 dengan Puan Maharani, ancaman tentu terlihat pada Cak Imin.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Pengamat Politik, Ujang Komarudin. Ujang melihat koalisi Gerindra dan PKB tercipta bukan tanpa kesengajaan.
Ujang menyebutkan bahwa koalisi tersebut merupakan perahu untuk mengantarkan masing-masing ketua umum menjadi kandidat pada Pilpres 2024.
Gerindra yang memenangkan suara lebih banyak daripada PKB tentu akan membuat Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Cak Imin sebagai calon wakil presiden.
Konfigurasi tersebut diprediksi tidak akan berjalan, jika PDIP yang mengantongi suara terbanyak sebagai partai pemenang Pemilu di tahun 2019 turut bergabung.
Ujang kemudian menjelaskan sejumlah faktor yang bisa menjadi dasar PKB memilih hengkang dari koalisi jika PDIP bergabung. Salah satu diantaranya yaitu posisi cawapres Cak Imin yang bisa terancam digantikan dengan kader dari PDIP.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa