3. Menghasilkan Emas dan Tembaga yang Melimpah
![Kawasan Grasberg Mine milik PT. Freeport Indonesia (PTFI ) di Tembagapura, Mimika, Timika, Papua, Minggu (15/2). [Antara]](https://media.suara.com/pictures/original/2015/02/16/o_19e8a3kh49fsi1rdedfvk120je.jpg)
Distrik mineral Grasberg yang mencakup tambang terbuka dan bawah tanah. Terhitung Gasberg telah menghasilkan tembaga sebanyak 528 miliar ons serta 53 juta ons (Moz) emas.
Termasuk lebih dari 432 miliar ons tembaga dan juga 46 Moz emas dari lubang terbuka Grasberg terhitunh sejak tahun 1990 hingga 2019.
4. Tambang Terbuka Grasberg Berakhir dan Ditutup pada 2019
Tambang terbuka Grasberg telah berakhir sejak 2019 lalu. Hal ini dilakukan demi memelihara dan memonitor kestabilan lereng. Meskipun tambang terbukanya ditutup, namun PT Freeport Indonesia mendapat izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sampai tahun 2041, mereka akan meneruskan penambangannya di area lokasi underground mine.
Tambang underground mine Freeport sendiri berada sekitar 1.700 meter di bawah permukaan dataran tinggi Grasberg yang tingginya 4.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan, jiak saat ini tambang terbuka Grasberg memasuki fase transisi ke tambang underground mine yang sudah telah dibangun sejak tahun 2015 lalu.

5. Grasberg Ditemukan Sejak Era Kolonialisme
Tambang Grasberg sudah ada sejak era kolonialisme. Berdasarkan catatans sejarah, pada 1930-an para penjelajah Belanda telah menemukan “ladang” tembaga di Jayawijaya, Papua.
Baca Juga: Luncurkan Teknologi 5G Mining di Freeport, Jokowi: Kita Buktikan Telah Bergerak Lebih Maju
Kemudian, di tahun 1973, barulah PT. Freeport mulai melakukan aktivitas tambang di sana. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari suksesnya serdadu Indonesia yang telah menguasai Papua pada 1996.