Jeritan Rakyat Soal Rencana Kenaikan BBM: dari Nelayan sampai Sopir Angkot

Kamis, 01 September 2022 | 17:34 WIB
Jeritan Rakyat Soal Rencana Kenaikan BBM: dari Nelayan sampai Sopir Angkot
Warga melakukan pengisian bahan bakar Pertamax di SPBU Koko Kuningan, Jakarta, Minggu (10/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah kini tengah menetapkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan terjadi di beberapa waktu ke depan. Wacana tersebut sebelumnya telah diumumkan oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebut bahwa presiden Joko Widodo akan mengumumkan secara resmi kenaikan tersebut.

"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat. Mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga ini," ujar Luhut, Jumat (19/8/2022).

Adapun rencana kenaikan harga BBM merupakan respon pemerintah terhadap kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia.

"Karena bagaimanapun, tidak bisa kita pertahankan demikian. Jadi tadi, mengurangi pressure (tekanan) ke kita karena harga crude oil (minyak mentah) naik. Itu kita harus siap-siap," lanjut Luhut.

Baca Juga: Pengalihan Subsidi BBM ke Bansos Dinilai Bisa Jaga Daya Beli Masyarakat

Sontak, isu kenaikan tersebut memunculkan jeritan rakyat dari berbagai lapisan masyarakat seantero negeri. Mulai dari driver ojolsopir angkot, dan nelayan yang melaut dibuat nelangsa oleh keputusan tersebut.

Simak keluh kesah rakyat terhadap wacana kenaikan BBM berikut.

Masyarakat dan pelaku usaha di Semarang keluhkan kenaikan BBM

Antrean kendaraan di SPBU yang ada di Jalan Dr Wahidin Kota Semarang, Rabu (31/8/2022). [Suara.com/Anin Kartika]
Antrean kendaraan di SPBU yang ada di Jalan Dr Wahidin Kota Semarang, Rabu (31/8/2022). [Suara.com/Anin Kartika]

Isu kenaikan harga BBM tersebut membuat masyarakat Semarang gigit jari. Mereka dibuat cemas lantaran beredar kabar harga BBM akan naik pada 1 September.

Sontak, warga berbondong-bondong menyesaki SPBU yang ada di kota tersebut untuk mengisi penuh kendaraan bermotor mereka sebelum kadung harga BBM naik.

Salah satunya adalah sosok  Joko Santoso (36) warga Kecamatan Gajahy Kota Semarang. Joko melihat bahwa a jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, akan sangat berimbas ke masyarakat bawah.

Baca Juga: Polres Temanggung Ungkap Kasus Penimbunan BBM Bersubsidi, 2 Tersangka Diciduk

"Kami semakin tercekik kalau benar harga BBM naik malam ini," terangnya seusai mengantre BBM, Rabu (31/08/22).

Tak hanya masyarakat umum, para pengelola usaha juga terdampak kenaikan BBM tersebut. Dyah Retnaji pengusaha roti di Tlogosari Kota Semarang mengungkap bahwa dirinya harus rela menaikan harga produknya akibat biaya pengiriman barang yang naik bebarengan dengan harga BBM.

"Enam bulan terakhir saja harga bahan pangan naik drastis, dan roti buatan saya terpaksa ganti harga. Kalau ditambah naiknya BBM pasti harga bahan pangan tambah mahal," kata Dyah.

Partai Buruh Jawa Timur menggelar demo

Buruh Surabaya demo rencana kenaikan BBM (SuaraJatim)
Buruh Surabaya demo rencana kenaikan BBM (SuaraJatim)

Wacana kenaikan harga BBM tersebut juga telah disambut dengan demo seperti yang digelar oleh Partai Buruh Jawa Timur.

Sejumlah 500 buruh melangsungkan aksi demo di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya pada Rabu (31/08/2022). Para buruh tersebut memulai aksinya sejak pukul 12.00 dengan membawa tiga tuntutan.

Melalui sang ketua Partai Buruh Jazuli, salah satu tuntutan yang dilayangkan adalah menolak kenaikan harga BBM karena dirasa memberatkan pekerja.

“Buruh menolak dan mengecam rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM karena kenaikan BBM akan mengakibatkan lonjakan inflasi yang diprediksi bisa tembus di angka 6,5 persen,” ujar Jazuli, Ketua Eksekutif Komite Partai Buruh Provinsi Jawa Timur pada Rabu (31/08/2022).

Tak hanya itu, sekelompok aksi massa itu juga menuntut kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur di 2022 sebesar 10 persen dan mendesak Disnakertrans agar memperbaiki kinerjanya.

Nelayan dibuat nelangsa

Sejumlah kapal nelayan bersandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo pada Rabu (31/8/2022). [Foto: Zulkiflie/Jatimnet]
Sejumlah kapal nelayan bersandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo pada Rabu (31/8/2022). [Foto: Zulkiflie/Jatimnet]

Wacana kenaikan tersebut juga berdampak pada para nelayan yang harus melaut. Hal tersebut tampak dari para nelayan di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Mayangan, Kota Probolinggo. Bahkan jauh sebelum wacana ini mencuat, mereka sulit mendapatkan BBM dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) setempat.

Seorang elayan setempat, Mustofa bahkan mengungkap beberapa nelayan terpaksa berhenti melaut karena keterbatasan BBM.

"Susah nelayan kalau seperti ini, Pak. Sekarang saja saya memilih tidak melaut sementara waktu karena sulitnya mendapatkan solar. Apalagi nanti kalau jadi naik harganya," ujar Mustofa seperti dikutip Jatimnet.com - jaringan Suara.com, Rabu (31/8/2022).

Driver ojol dibuat resah

Potret Seorang Pengemudi Ojek Daring
Potret Seorang Pengemudi Ojek Daring

Para driver ojol juga turut masuk ke daftar rakyat yang mengalami imbas wacana kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Salah satunya seperti yang dikeluhkan oleh pengemudi ojek online di Yogyakarta, Septian (24).

Bagi Septian, BBM merupakan salah satu unsur terpenting dalam pekerjaannya. Namun sayangnya, Septian dan para driver ojol lainnya memiliki penghasilan yang tak menentu.

"Faktanya merugikan sekali, soalnya ojol kan penghasilannya tidak menetap," terangnya, Rabu (31/8/2022).

Sopir angkot sebut 'masa paceklik'

Pengemudi angkot menunggu penumpang di pangkalan simpang Tanjung Purwokerto, Rabu (31/8/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]
Pengemudi angkot menunggu penumpang di pangkalan simpang Tanjung Purwokerto, Rabu (31/8/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]

Sederet pengemudi angkutan kota (angkot) di Purwokerto juga turut menjerit usai muncul isu kenaikan harga BBM. Narsan (65) yang setelah puluhan tahun berprofesi sebagai sopir angkot mengatakan jika BBM bersubsidi jadi naik akan sangat langsung berdampak pada penghasilan kesehariannya.

Ia sontak meminta agar para pemangku kepentingan mempertimbangkan wacana tersebut dengan melihat kondisi orang sepertinya.

"Orang tidak naik saja sudah sangat berkurang sekali penghasilannya, apalagi kalau seandainya jadi naik. Tolonglah perhatikan nasib kami," katanya saat ditemui di pangkalan angkot Purwokerto, Rabu (31/8/2022).

Senada dengan Narsan, Usmanto (62) bahkan mengibaratkan kenaikan harga BBM adalah musim 'paceklik' bagi para sopir angkot.

"Ibarat petani ya, kita sekarang sedang memasuki musim paceklik. Pahit sekali, mau protes ya pasti tidak ada pengaruhnya. Percuma saja demo-demo," tuturnya.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI