Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Institut Pertanian Bogor (IPB) memanfaatkan momentum krisis pangan dengan berinovasi. Jokowi lantas menugaskan IPB untuk melakukan pengembangan riset agromaritim untuk membangun serta mendukung sistem pangan yang tangguh.
Mulanya, Jokowi menyampaikan jika saat ini sebanyak 345 juta penduduk dunia di 92 negara mengalami kerawanan pangan yang sangat serius. Akibat adanya kondisi ketidakpastian global, Jokowi menyebut kalau kenaikan indeks harga pangan global mencapai rekor tertinggi.
Bukan hanya itu, biaya logistik di jalur laut meningkat tiga kali lipat. Hal tersebut, kata Jokowi, berpengaruh pada biaya produksi pangan dan pertanian. Menurut Jokowi, persoalan pangan dan pertanian harus menjadi fokus perhatian Indonesia, tidak terkecuali perguruan tinggi.
"Ini menjadi momentum yang tepat bagi IPB untuk berdiri terdepan menyelesaikan masalah pangan dan pertanian di negara kita Indonesia. IPB harus bisa menghasilkan lebih banyak inovasi, memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa, mewujudkan ketahanan kemandirian, dan kedaulatan pangan," kata Jokowi saat menyampaikan pidatonya pada Pembukaan Dies Natalis ke-59 IPB yang ditayangkan melalui YouTube IPB TV, Kamis (1/9/2022).
Baca Juga: Presiden Jokowi Menjawab Soal Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Kapan Pertalite dan Solar Naik Harga?
Jokowi menilai sudah saatnya potensi besar di sektor pangan mesti dikembangkan lebih optimal, ditingkatkan kualitas dan daya saingnya serta dikembangkan inovasinya. Hal tersebut dianggapnya harus dilakukan untuk menghasilkan produk-produk pangan substitusi impor, produk-produk pangan yang kompetitif dan berdaya saing.
Jokowi lantas memberi sejumlah tugas kepada IPB untuk bisa memenuhi harapannya itu. Pertama, ia meminta IPB mengembangkan riset agromaritim untuk menghasilkan inovasi tepat guna.
"Dalam hal ini, IPB harus terus untuk meneruskan inovasi -inovasinya untuk menghasilkan varietas unggul juga diversifikasi pangan berbahan baku lokal," tuturnya.
Kedua, Jokowi meminta IPB untuk memperluas penyebaran inovasi ke berbagai pelosok Indonesia, memperluas kemitraan dengan berbagai stakeholder, pemerintah pusat dan daerah, kementerian dan lembaga, industri, petani, peternak, dan juga masyarakat luas.
Sementara yang ketiga, Jokowi menginginkan IPB mengembangkan program-program studi kekinian dan kurikulum yang adaptif.
"Mengembangkan ilmu-ilmu baru yang relevan dengan kebutuhan saat ini dan masa depan, antara lain bioinformatik, biomedicine, data science, complexity and sustainable science, computational science and information technology, nanoscience and technology, neuronomics, dan lain-lainnya," tuturnya.
Keempat, Jokowi minta IPB menyiapkan early warning zoonosis untuk menghadapi ancaman penyakit infeksius yang bersumber dari hewan. Itu dimintanya karena ada prediksi kalau penyakit zoonosis akan terus meningkat.
"Kita harus pelajari ilmunya, kembangkan pengetahuannya untuk mengurangi ancaman yang membahayakan kesehatan manusia dan menekan risiko atas dampak yang diakibatkan," jelas Jokowi.
Sementara yang kelima, Jokowi meminta IPB memperkuat sinergi dengan industri dalam riset dan pemanfaatan hasil hasil riset pelopori sinergi kolaborasi riset dan pemanfaatannya dengan industri.
"Terus perkuat komitmen dan inovasi untuk menjadi perguruan tinggi yang produktif dan terpercaya, perguruan tinggi yang berbasis pertanian, kelautan, dan bioscience tropica serta terdepan dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan rakyat," kata dia.