Suara.com - Polisi meringkus seorang pelaku begal handphone di kawasan Jembatan Besi, Tambora Jakarta Barat, yang terjadi pada Kamis (14/7/2022) lalu.
Kapolsek Tambora, Kompol Rosana Albertina Labobar mengatakan pelaku yang diringkus oleh pihaknya berinisial RR (21). Saat melakukan aksinya pelaku bertugas sebagai orang yang mengancam korban dengan sebuah celurit.
Wanita yang kerab disapa Ocha itu mengatakan, RR ditangkap di sekitar wilayah Tambora. Setelah sebelumnya sempat melarikan diri ke Bekasi.
"Jadi pelaku ini kan DPO, kami mendapat informasi sudah kembali ke rumahnya di Tambora. Anggota mendatangi dia di jalan kami interogasi,” kata Ocha, di Mapolsek Tambora, Jakarta Barat, Kamis (1/9/2022).
Baca Juga: Nasib Apes Remaja Penjual Baju Online di Lombok, Antar Barang Malah Dibegal
Saat melakukan aksinya RR, bertiga dengan 2 rekan lainnya. Menurut pengakuan RR, 2 rekannya kabur ke wilayah Banten, berpisah dengannya saat buron.
Hingga kini petugas masih mendalami keterangan RR, untuk menghimpun informasi terkait lokasi 2 pelaku lainnya yang kini masih buron.
"Keterangan sementara pelaku ini mengaku memisahkan diri oleh kawanannya. Dari informasi yang bersangkutan 2 rekannya buron ke Banten," kata dia.
Dalam kasus ini, RR dijerat Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Sebelumnya, seorang pria bernama Djikrum (30) menjadi korban begal saat berada di depan rumahnya, Jembatan Besi 8, Rt 12/06 Tambora, Jakarta Barat.
Baca Juga: Viral Aksi Begal Di Cipayung Jaktim, HP Korban Raib Usai Pelaku Mengancam Pakai Celurit
Kakak korban, Agus Salim (50) mengatakan kejadian itu terjadi pada Kamis (14/7/2022) dinihari sekitar pukul 03.28 WIB. Saat itu, kata Agus, Djikrum dibegal selepas berbelanja bensin eceran.
"Kondisi bensin eceran mah tutup. Cuma dia (korban) abis belanja bensin. Belanja bensin kan bisanya malem," kata Agus saat ditemui Suara.com, Senin (18/7/2022).
Saat itu, lanjut Agus, adiknya sedang duduk di teras depan rumahnya. Tiba-tiba saja dua orang dengan membawa sajam jenis clurit menodongnya.
"Abis belanja bensin dia ngopi di teras. Tiba-tiba dateng dua orang langsung ngalungi celurit ke leher," katanya.
Djikrum pun tidak dapat melawan karena kalah jumlah dan dibawah ancaman senjata tajam. Ia hanya bisa pasrah menyerahkan barang berharga miliknya berupa sebuah handphone dan uang tunai senilai Rp500 ribu.
"Mau ngelawan tapi celurit dua biji udah di leher. Ya udah di-serahin tuh handphone sama duit Rp500 ribu," katanya.
Agus menyebut, baru kali ini peristiwa seperti itu menimpa keluarganya. Meski demikian aksi kejahatan yang menyasar handphone warga sekitar sudah sering terjadi.
"Kalau keluarga saya yang kena itu baru pertama. Tapi kejadian begitu (begal) sering, belom lama kejadian menimpa ade saya, di sana aja kejadian lagi. Korban diajak ke Muara Angke terus abis diambil diturunin di sana," ujarnya.