Suara.com - Belum jelas kapan BBM naik. Namun pemerintah sudah menyatakan BBM bersubsidi pertalite dan solar sudah pasti naik harga. Tinggal menunggu pengumuman kenaikan BBM saja.
Jelang kenaikan BBM pertalite dan solar, pemerintah sudah melakukan berbagai hal, salah satunya pemberian bansos pengalihan subsidi BBM 2022.
Hari ini saja sudah dilakukan kick off pemberian bansos. Presiden Jokowi memulainya dari Papua. Jokowi menyalurkan Bantuan Langsung Tunai BBM (BLT BBM) tahap I kepada 20,6 juta KPM seluruh Indonesia. Penyaluran dimulai dari wilayah Indonesia timur yaitu Provinsi Papua.
Ada tiga jenis jenis tambahan bantalan sosial atau bansos pengalihan subsidi BBM. Di antaranya BLT, bantuan subsidi upah dan subsidi transportasi angkutan umum.
Baca Juga: Wacana Kenaikan Harga BBM Subsidi dan Pengakuan Masa 'Paceklik' Sopir Angkutan Kota Purwokerto
Masing-masing itu semua akan diberikan bertahap dan dengan jumlah tertentu. BLT akan diberikan kepada kelompok keluarga yang rentan terhadap perubahan harga. Bantuan subsidi upah yang direncanakan akan disalurkan kepada 16 juta pekerja. Syarat penerima adalah pekerja yang memiliki gaji maksimal Rp 3,5 juta rupiah per bulan.
Lalu subsidi transportasi angkutan umum akan disalurkan melalui pemerintah daerah. Total anggaran yang dirancang untuk subsidi transportasi angkutan umum sebesar Rp 22,1 triliun, diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Prediksi harga BBM setelah naik
Kemungkinan kenaikan harga Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter.
Salah satu yang menjadi biang kerok harga BBM harus naik adalah kenaikan harga minyak mentah karena perang Rusia-Ukraina. Sehingga subsidi untuk pertalite dan solar terus membengkak, ini juga jadi faktor berikutnya.
Baca Juga: Partai Buruh Demo Tolak Rencana Kenaikan BBM di Gedung Negara Grahadi Surabaya
Belanja subsidi energi khususnya BBM dalam anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2022 tiba-tiba melesat tinggi, dari awalnya hanya sebesar Rp152 triliun diperkirakan menjadi Rp698 triliun. Jadi, sampai akhir tahun uang negara yang dikeluarkan sampai Rp698 triliun, dan itu duit semua.
Duit subsidi itu diambil dari APBN, dan menurut Sri Mulyani, keuangan negara sangat terguncang. Semua itu dilakukan agar warga tetap bisa beli bahan pokok.