Suara.com - Akhirnya Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum minta maaf. Uu Ruzhanul minta maaf karena pernyataan kontroversi poligami untuk mengatasi HIV AIDS.
Kontroversi itu muncul setelah menanggapi banyak mahasiswa di Bandung yang terjangkit HIV AIDS karena seks bebas. Selain itu di luar Bandung juga banyak suami, ibu hamil dan anak-anak bayi tertular HIV AIDS.
Pemicu dari HIV/AIDS itu salah satunya suami yang melakukan hubungan seks tanpa pengaman dengan pekerja seks. Selain IRT, sebesar 6,9 persen atau 414 kasus terjadi pada mahasiswa.
"Allah SWT tidak akan membuat sebuah larangan kecuali kalau dilanggar akan mendapatkan kemudharatan, kemafsadatan, kepayahan, kerugian," kata dia.
Baca Juga: Terdampak Banjir, Para Guru Jemur dan Bersih-bersih Meja Sekolah
"Begitu juga Allah SWT tidak akan mengimbau melaksanakan sesuatu apakah itu ibadah sunnah, wajib, kecuali kalau dilaksanakan ada manfaat, mashlahat, kebarokahan, juga kebaikan, termasuk menikah tujuannya ibadah dan berpoligami tujuannya juga ibadah," ucap Uu dalam keterangan persnya.
Namun kini Uu Ruzhanul minta maaf. Dalam keterangannya di Bandung, Uu Ruzhanul mengatakan minta maaf kalau ada orang-orang yang tersinggung atas pernyataannya.
"Seandainya ada yang tersinggung dengan statement pendapat saya sebagai wakil gubernur dan saya bicara bukan atas nama pemerintah, tapi atas nama pribadi saya. Tapi, kalau sekalipun pribadi tidak sependapat, ya saya bermohon maaf," kata Uu Ruzhanul.
Data mahasiswa Bandung banyak kena HIV
Heboh data ratusan mahasiswa Bandung positif HIV AIDS karena seks bebas. Data ini membuat publik kaget karena HIV salah satu penyakit bahaya.
Baca Juga: Menteri Agama Tidak Sepakat Usulan Poligami ala Wagub Jabar, Islam yang Mana ?
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung membeberkan fakta bahwa dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, 11 persen diantaranya adalah Ibu Rumah Tangga (IRT).
Salah satu pemicunya adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks. Selain IRT, 6,9 persen atau 414 kasus terjadi pada mahasiswa.
Penyebab terbanyak penyebarluasan HIV dari hubungan heteroseksual atau perilaku seksual berisiko hampir 40 persen.
Sementara jumlah seks bebas heteroseksual penyebab HIV terus mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pasalnya masih banyak warga yang kurang menyadari pentingnya datang ke fasilitas kesehatan untuk memeriksa HIV.
Hal itu dipaparkan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung Sis Silvia.