Mendengar Suara Para Penolak Kenaikan BBM, Mulai Menjerit Hingga Pasrah Tapi Bingung

Rabu, 31 Agustus 2022 | 12:19 WIB
Mendengar Suara Para Penolak Kenaikan BBM, Mulai Menjerit Hingga Pasrah Tapi Bingung
Kendaraan truk tengah mengisi bahan bakar minyak atau BBM Subsidi di SPBU. [Dok Pertamina]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belum saja harga BBM naik, sudah muncul para penolaknya. Ada yang keras menolak, ada juga yang minta ditunda. Kebanyakan dari penolak kenaikan BBM adalah soal hidup saat ini makin susah.

Sinyal kenaikan harga BBM khususnya yang bersubsidi makin terang benderang saja. Terbaru, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada seluruh pejabat pemerintah daerah untuk ikut mensosialisasikan rencana kenaikan harga BBM ini kepada masyarakatnya.

Mahasiswa menjadi yang paling lantang soal penolakan kenaikan BBM ini. Mereka belum lama berdemo. Mahasiswa HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara berdemo di depan Gedung DPRK Lhokseumawe, Selasa (30/8/2022) kemarin.

Dalam aksinya itu, HMI menolak dengan tegas kenaikan BBM bersubsidi yang saat ini sedang direncanakan oleh pemerintah. Mereka juga menolak kenaikan tarif dasar listrik.

Baca Juga: BLT dan Subsidi Upah Pengalihan BBM Subsidi Mulai Dicairkan Jokowi

HMI Aksi Demo di Gedung DPRK Lhokseumawe. [Antara]
HMI Aksi Demo di Gedung DPRK Lhokseumawe. [Antara]

Menurut mereka kenaikan harga BBM hanya akan membenani rakyat miskin. Jika kenaikan BBM tetap dilakukan, mereka akan kembali tutun ke jalanan untuk demonstrasi.

Sudah dirasakan nelayan Teluk Batang

Belum saja BBM bersubsidi naik harga, Para nelayan di Desa Alur Bandung Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat sudah mulai menjerit.

Suasana Pelabuhan Teluk Batang di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. (Foto: Dok. Antara)
Suasana Pelabuhan Teluk Batang di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. (Foto: Dok. Antara)

Di sana harga solar yang harganya lumayan tinggi hingga sulitnya mendapatkan solar bersubsidi. Bagaimana kalau sampai naik harga betulan?

Masyarakat di sana mendapatkan uang dari melaut. Jika tak melaut mereka tidak dapat yang.

Baca Juga: Pertalite dan Solar Harus Naik Harga?

Di sisi lain jika kapal perahu nelayan kesulitan mendapatkan BBM atau harganya tinggi, tentunya masyarakat nelayan kecil menjadi terbebani.

Nelayan hanya bisa mendapatkan BBM jenis solar sebanyak 200 hingga 400 liter saja untuk puluhan kapal binaannya tersebut.

Cerita itu disuguhkan Suryadi, salah seorang warga di Dusun Nelayan RT 13 Desa Alur Bandung.

Nelayan pun berharap pemerintah tak jadi naikkan BBM, terutama solar.

Salah seorang pedagang cabai di Pasar Serpong, Tangsel, mengeluhkan kenaikan harga naik dua kali dalam sepekan, Kamis (23/12/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Salah seorang pedagang cabai di Pasar Serpong, Tangsel, mengeluhkan kenaikan harga naik dua kali dalam sepekan, Kamis (23/12/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Pasrah tapi bingung

Para pedagang pasar pasrah BBM bersubdisi akan naik, tapi mereka bingung. Di sisi lain, mereka berharap tidak ada kenaikan BBM bersubdisi.

Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburohma saat ditemui di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Para pedagang pasar tidak punya solusi untuk menghadapi kondisi saat ini. Rencana kenaikan BBM makin menggerus daya beli masyarakat. terlebih, daya beli masyarakat saat ini sudah sangat turun. Hal tersebut terlihat dari menurunnya pendapatan pedagang pasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI