Suara.com - Tenaga ahli Kantor Staf Presiden Republik Indonesia, Ali Mochtar Ngabalin memang menjadi sorotan saat jadi salah satu pembicara yang menanggapi rekonstruksi kasus Brigadir J.
Bahkan pembicara lain yakni mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara menyebutnya seperti orang kesurupan.
Pada acara Catatan Demokrasi TvOne yang tayang di YouTube pada Rabu (31/8/2022), Ngabalin marah-marah dengan membela institusi polri dan tak menyetujui pernyataan dari mantan anggota DPR RI Komisi III, Panda Nababan.
Dalam acara yang sama, Deolipa Yuara yang juga menjadi pembicara kemudian menanggapi aksi marah-marah Ngabalin yang hanya tersambung lewat Zoom.
Baca Juga: Sempat Viral, Juru Parkir Yang Patok Tarif Rp 15 Ribu Di Indomaret Kemang Ditangkap Polisi
"Pak Ngabalin kebanyakan bicara ini, jadi ini kita masyarakat Indonesia pak, diwakili oleh Pak Panda, Pak Johnson, Pak Sampi ini kita ini rasional semua Pak enggak distorsi," ujar Deolipa.
Belum selesai bicara, pernyataan Deolipa langsung disambat oleh Ngabalin dengan maki-maki.
"Kamu tidak punya etika, tidak punya akhlak, kayak orang pintar kau, kau mengotori ruang publik, rakyat mana yang kau wakili," ujar Ngabalin.
Saat dihentikan, Ngabalin tetap mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi hingga kemudian suaranya tak terdengar lagi.
"Gitu aja bapak ngamuk-ngamuk, kita diskusi boleh panas boleh, tapi jangan ngamuk-ngamuk kayak kesurupan, saya kan juga enggak kesurupan, mana ada saya kesurupan," ujar Deolipa.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, Rumah Mewah Bak Hotel Berbintang Kakek Ini Curi Perhatian
Menanggapi Ngabalin yang menyatakan tak bisa menghakimi polisi, Deolipa menyebutkan bahwa dia sebagai warga negara berhak mengkritik negara.
"Kita ini kan masyarkat sipil, kita boleh mengkritik negara kalau tidak baik-baik saja, kalau negara ini baik-baik saja saya juga diam pak mending pelihara burung sama ikan koi," tambah Deolipa.