Soal Wagub Jabar yang Sebut Poligami Solusi Pencegahan HIV/AIDS, Pengamat: Miskin Inovasi

Rabu, 31 Agustus 2022 | 10:42 WIB
Soal Wagub Jabar yang Sebut Poligami Solusi Pencegahan HIV/AIDS, Pengamat: Miskin Inovasi
Wakil Gubernur Jawa Barat, UU Ruzhanul Ulum di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (21/12/2020). [Suara.com/Cesar Yudistira]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyataan Wakil Gubernur (wagub) Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum yang menyebutkan poligami sebagai solusi mencegah HIV/AIDS menjadi kontroversi.

Ungkapan yang dinyatakan sendiri oleh Uu tersebut sontak mengundang berbagai respons dari berbagai pihak, salah satunya pengamat politik dan pegiat media sosial, John Sitorus.

Melalui akun Twitternya @miduk17, John Sitorus menyayangkan pernyataan Wagub Jabar soal poligami tersebut.

"Mau ke surga, solusinya Poligami, maksiat, solusinya Poligami, Punya WIL, solusinya Poligami, HIV/AIDS, solusinya Poligami," tulis John Sitorus pada Rabu (31/8/2022).

Baca Juga: Viral! Maling Gasak Motor Yamaha R15 Milik Ustaz Di Ponpes Al Itqon Cengkareng

"Perempuan hanya sebatas objek seks dengan dalih poligami," tambahnya.

Lebih lanjut, John Sitorus menyebutkan bahwa dia tidak hais pikir penyataan kontroversial tersebut keluar dari seorang wakil gubernur.

"Saya tidak habis pikir seorang wagub bisa bicara begini, miskin inovasi," tulis John Sitorus.

Cuitan John Sitorus (twitter.com/Miduk17)
Cuitan John Sitorus (twitter.com/Miduk17)

Sebelumnya diketahui bahwa Uu menyebut agar para suami tak melakukan tindakan seks dengan PSK atau perempuan lain di luar pernikahan, disarankan untuk melakukan poligami.

Bahkan, Uu juga berlandaskan dalih agama memperbolehkan adanya poligami yang baginya melindungi rumah tangga dari zina.

Baca Juga: Viral! Naik KRL Jurusan Angke-Cikarang, Pria Ini Jadi Korban Pelecehan Seksual

"Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri. Toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak?" kata Uu.

"Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," lanjutnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di Gedung Pakuan, Bandung, Minggu (12/6/2022) malam. [Suara.com/Stefanus]
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di Gedung Pakuan, Bandung, Minggu (12/6/2022) malam. [Suara.com/Stefanus]

Reaksi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Usulan Wagub Jabar tersebut disambut dengan reaksi keras oleh publik. Bahkan, sosok Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga turut merespon pendapat wakilnya tersebut.

Melalui unggahan di akun Instagramnya, Kang Emil pertama-tama mengkoreksi berita yang ia sadur dari sebuah media, bahwa angka HIV/AIDS yang dinarasikan sebenarnya merupakan akumulasi dari beberapa kurun waktu.

"414 Kasus HIV di kalangan mahasiswa Kota Bandung itu adalah AKUMULASI data selama 30 tahun: 1991-2021. Bukan data dalam 1 tahun," tulis pria yang biasa disebut Kang Emil tersebut.

Lebih lanjut, ayah mendiang Emmeril Kahn Mumtadz tersebut juga turut menegaskan bahwa pihaknya telah menggencarkan berbagai upaya dalam menekan angka HIV/AIDS.

Terkait dengan usulan wakil gubernurnya, Emil tak sependapat dengan solusi poligami dan lebih menggencarkan pencegahan HIV dan penyakit menular seksual lainnya melalui cara yang lebih konkrit.

"Dan pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat," tulis Emil.

"Pemprov Jabar fokus pada kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam penanggulangan HIV AIDS dan IMS di Provinsi Jawa Barat," sambungnya.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. [Istimewa]
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. [Istimewa]

Berikut rincian kegiatan yang disebut oleh Ridwan Kamil dalam unggahannya itu:

  1. Melakukan skrining dini Tes HIV pada Populasi Kunci, Ibu Hamil Pasien TB, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di layanan maupun secara mobile
  2. Melakukan perluasan layanan Konseling tes HIV, Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan.
  3. Melakukan peningkatan kapasitas petugas Puskesmas dalam pengembangan layanan Test and Treat
  4. Melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran Ibu Hamil yang di tes HIV, Sifilis dan hepatitis untuk eliminasi pada bayi lahir dari Ibu positif HIV, Sifilis dan Hepatitis
  5. Melakukan pemantauan Desentralisasi Obat ARV di 27 kab/Kota
  6. Melakukan pemeriksaan Viraload bagi ODHA untuk melihat evaluasi penggunaan ARV pada ODHA
  7. Melakukan pertemuan terkait kolaborasi TB HIV
  8. Melakukan kegiatan Pemetaan Populasi Kunci untuk melidapatkan gambaran Estimasi Populasi Kunci.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI