Sejarah Doa Qunut Menurut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 30 Agustus 2022 | 20:44 WIB
Sejarah Doa Qunut Menurut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Ilustrasi berdoa, sejarah doa qunut (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melalui video ceramah yang diunggah kannal YouTube Audio Dakwah pada 8 Juli 2019 lalu, Ustadz Adi Hidayat atau yang juga dikenal dengan sebutan UAH ini menyampaikan ceramah mengenai sejarah doa qunut.

Pada video ceramah tersebut, UAH menyampaikan, Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa asal usul doa qunut yaitu saat Rasulullah SAW menerima tamu utusan dari daerah yang bernama distrik Bi' Ma'un.

Utusan dari daerah tersebut menyampaikan  ada banyak orang di daerahnya yang baru saja masuk Islam. Rasulullah SAW pun merasa bahagia usai mendengar berita tersebut. 

Si tamu ini kemudian memohon kepada Rasulullah SAW agar para guru dikirimkan ke daerahnya guna menjadi pengajar disana. Raslullulah SAW pun mengirimkan 70 ahli tahfiz (penghafal Quran) ke daerah tersebut.

Baca Juga: Cara Download Video Doa Qunut di YouTube

Namun sesampian disana, para tahfiz ini ternyata bukan diminta untuk mengajar, melainkan untuk dianiaya dan dibunuh. 

"70 guru penghafal Alquran dibantai dan sahid. Peristiwa itulah yang membuat sisi kemanusiaan Nabi Muhammad SAW marah,"  ucap UAH.

Usai mendengar kabar kematian yang tragis 70 tahfiz tersebut, Rasululullah SAW berdoa kepada Allah SWT agar melaknat Distrik Ma'un.

 "Ya Allah hukum ya Allah, laknat si fulan ya Allah,” tutur Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya

Rasulullah SAW terus memanjatkan doa kepada Allah SWT agar para pembunuh 70 tahfid secara tragis tersebut serta tempat tinggalnya dilaknat dan dihukum. Bahkan dalam doanya, Rasululluah SAW juga berdoa agar setiap suku daerah tersebut  juga turut dihukum.

Baca Juga: Bacaan Doa Qunut Subuh Tulisan Latin dan Artinya, Baik Sendiri Maupun Berjamaah

Alih-alih Allah melaknat para pembunuh dan tempat tinggal meraka, Allah SWT menurunkan firman yang menyebutkan bahwa tugas Nabi Muhammad SAW adalah untuk berdakwah, bukan untuk melaknat atau berdoa meminya hukuman untuk seseorang.

Allah SWT memberikan kesabaran pada Nabi Muhammad SAW dan meminta Nabi SAW untuk mengubah doa melaknat dan menghukum menjadi sebuah doa untuk 70 tahfis yang wafat.

Doa untuk 70 tahfiz inilah yang kemudian dikenal sebagai doa qunut, yakni doa untuk menggantikan munajat laknatan Nabi SAW kepada para pembunuh dan daerah yang telah membantai 70 hafidz.

Beliau terus membaca doa qunut selama sebulan penuh untuk untuk mendoakan 70 tahfiz yang mati syahid tersebut. Usai satu bulan membaca doa Qunut, para sahabat Nabi SAW turut mengamalkan bacaan doa qunut sesuai yang diamalkan oleh Nabi SAW. 

Melihat para sahabatnya turut mempraktekan mengamalkan doa qunut, sikap nabi SAW hanya diam. Sikap Nabi SAW yang diam menandakan bahwa Nabi SAW setuju atau tidak melarang untuk mengamalkan doa qunut tersebut. 

Itulah sejarah doa qunut yang mungkin masih ada beberapa Umat Muslim yang belum mengetahuinya. Hingga sekarang, bacaan doa qunut tersebut  terus diamalkan oleh sebagian Muslim. Namun diamalkan atau tidak diamalkan, keduanya tidak salah.

"Yang sholat subuh dengan qunut benar, yang sholat subuh tidak qunut juga benar,” tegas UAH 

Seperti yang diketahui bahwa doa qunut ini hukumnya sunnah. Itu artinya, jika dikerjakan mendapat pahala, dan tidak akan berdosa jika tidak dikerjakan. Wallahualam.

Kontributor : Ulil Azmi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI