Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut perpindahan masyarakat dari desa ke kota atau urbanisasi secara berbondong-bondong tidak sepenuhnya berdampak positif. Banyak masalah baru yang muncul karena penambahan populasi di perkotaan.
Hal ini disampaikan Anies di hadapan para Wali Kota dan delegasi dari negara lain yang menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Mayors Summit Urban 20 (U20) di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat. Anies mengatakan hal ini juga terjadi di Jawa Barat seperti yang sudah disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
"Di Jabar banyak orang yang tinggal di area pedesaan, tapi kita menghadapi fakta yang menujukkan bahwa banyak masyarakat yang berbondong-bondong datang ke kota. Jadi kota adalah tempatnya masalah," ujar Anies di lokasi, Selasa (30/8/2022).
Ia mencontohkan masalah yang paling disorot adalah perubahan iklim. Aktivitas masyarakat di daerah padat penduduk memberikan kontribusi besar karena produksi gas rumah kaca.
"Kota yang juga sering memproduksi sampah dan banyak isu isu lainnya tercipta. Dan juga kota adalah tempat di mana pendemi dimulai dan menyebar lebih cepat," ucapnya.
Kendati demikian, Anies menyatakan kota juga merupakan tempat lahirnya inovasi baru. Ia meminta masyarakat tidak hanya melihat sisi masalah dari perkotaan, melainkan juga potensi untuk terobosan yang lebih baik.
"Kota adalah tempat di mana sebuah solusi, tempat bagi masyarakat yang memiliki pendidikan yang tinggi, individu individu yang kreatif untuk menghadirkan ide-ide baru," pungkasnya.