Waspada Ada Gerakan OPM yang Mungkin Balas Dendam Setelah Warga Papua Dimutilasi Prajurit TNI

Selasa, 30 Agustus 2022 | 18:47 WIB
Waspada Ada Gerakan OPM yang Mungkin Balas Dendam Setelah Warga Papua Dimutilasi Prajurit TNI
Salah satu tersangka kasus mutilasi di Papua yang merupakan anggota TNI AD tengah diperiksa tim penyidik di Pomdam Cenderawasih, Selasa (30/8/2022). (Dispenad)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

OPM mengutuk aksi kerjasama prajurit TNI yang seharusnya menjaga rakyat Indonesia itu. Orang Papua yang dimutilasi itu disebut dari Suku Nduga di Timika.

Korban pembunuhan yang disertai dengan tindakan mutilasi di Mimika itu menewaskan 4 orang warga. Warga tersebut berasal dari Kabupaten Nduga.

Setelah melakukan pembunuhan, pelaku memasukkan korban ke dalam enam karung. Selanjutnya, pelaku membawa korban dengan mobil dan membuang mereka.

Pelaku meletakkan karung berisi bagian tubuh korban ke lokasi yang berbeda yakni di Sungai Pigapu Timika. Polisi juga menemukan bagian tubuh korban dalam waktu yang berbeda. Artinya, keduanya tidak dibuang di lokasi yang sama.

Baca Juga: Sudah Ditahan, Ini Daftar Pangkat Enam Anggota TNI AD yang Terlibat Kasus Mutilasi di Mimika Papua

Ilustrasi Kantong Korban Mutilasi - Anggota TNI diduga terlibat pembunuhan sadis mutilasi di Mimika (Pexel)
Ilustrasi Kantong Korban Mutilasi - Anggota TNI diduga terlibat pembunuhan sadis mutilasi di Mimika (Pexel)

Dugaan sementara faktor adanya pembunuhan yakni jual beli senjata api. Nilai jual senjata api tersebut mencapai angka Rp 250 Juta. Pelaku berpura-pura menjual senjata api jenis AK 47. Korban pun terpancing dan membawa uang Rp 250 juta.

Jangan Tempatkan Anggota TNI Sembarangan

Pengamat Militer, Sidratahta Mukhtar meminta pemerintah harus mengubah pemikiran terkait anggota militer yang dikirim ke Papua, jangan sampai anggota yang terbuang dari wilayah tugas sebelumnya.

“Jadi ini perlu diperhatikan. Jangan sampai anggota militer yang dikirim ke Papua, merupakan anggota yang sebelumnya dibuang dari satuan di wilayahnya,” katanya kepada Suara.com, Selasa (30/8/2022).

Militer yang ditempatkan di daerah konflik, sepatutnya bisa mengedepankan soft power.

Baca Juga: Kronologi Kasus Mutilasi yang Dilakukan Prajurit TNI di Mimika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI