Cacar Monyet Sudah di Jakarta, Apakah Harus 'Siaga 1' Seperti COVID-19? Kenali Gejalanya

Selasa, 30 Agustus 2022 | 11:44 WIB
Cacar Monyet Sudah di Jakarta, Apakah Harus 'Siaga 1' Seperti COVID-19? Kenali Gejalanya
Ciri-ciri Cacar Monyet. (Pixabay/geralt)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cacar monyet sudah masuk Jakarta. Bahkan sudah ada puluhan orang yang menjadi suspek pasien cacar monyet. Apakah ini pertanda buruk?

Cacar monyet adalah penyakit akibat infeksi virus monkeypox, yang menyebabkan penderitanya alami ruam akut seperti papula (jerawat menonjol), vesikel atau pustula (jerawat berisi nanah) yang tidak bisa dijelaskan di negara non endemis atau negara selain Afrika.

Cacat monyet di Jakarta awalnya karena ada pria berusia 27 tahun terindikasi terpapar cacar monyet. Pasien pertama yang sudah terkonfirmasi cacar monyet itu menurut IDI sempat melakukan perjalanan ke luar negeri.

Si pria itu demam, pembesaran kelenjar limfe, dan ruam-ruam di area muka, telapak tangan, kaki, dan sekitar alat genital. Lalu Satgas Monkeypox IDI pun mengatakan si pria itu terkena cacar monyet.

Baca Juga: Brigadir E Diberikan Perlindungan Melekat, Brimob Loreng-loreng Amankan Lokasi

Ilustrasi penyakit cacar monyet atau monkeypox. (Pixabay)
Ilustrasi penyakit cacar monyet atau monkeypox. (Pixabay)

Dikutip dari MetroSuara, gejala berupa lesi pada suspek-suspek cacar monyet di Indonesia kini tidak secara kuat mengindikasikan cacar monyet. Sebab, gejala yang ditemukan mirip dengan cacar air, atau infeksi kulit biasa akibat bakteri.

Untuk sementara ada kabar baik untuk pasien cacar monyet, tidak perlu isolasi mandiri di tempat khusus. Mereka cukup isolasi mandiri di rumah.

Hal itu sudah dipastikan oleh IDI. Ketua Satgas Cacar Monyet IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Dr. Hanny Nilasari, Sp.KK beralasan ada pertimbangan khusus Dinkes DKI Jakarta memperbolehkan pasien cacar monyet tersebut isoman di rumah, seperti mempertimbangkan rumahnya tersedia ruangan untuk isoman.

Gejala cacar monyet

Ilustraasi Cacar Monyet, Monkeypox- Pencegahan Cacar Monyet (Pixabay)
Ilustraasi Cacar Monyet, Monkeypox- Pencegahan Cacar Monyet (Pixabay)

Dikutip dari Kemenkes, ada berbagai macam gejala cacar monyet. Namun pada umumnya, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Baca Juga: Sebut Seluruh Indonesia PPKM Level 1, Mendagri Tito Karnavian Ungkap Terima Kasih

Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

Namun ada tanda-tanda gejala cacar monyet. Di antaranya Sakit kepala, demam akut >38,5oC, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri otot/Myalgia, sakit punggung, asthenia (kelemahan tubuh), lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Apa yang perlu dilakukan?

Mengutip dari Times of India, sebagaimana ditulis oleh Suara.com, berikut ini beberapa langkah yang harus dilakukan ketika terinfeksi virus cacar monyet:

1. Perhatikan gejalanya

Jika Anda mengetahui bahwa seseorang baru saja didiagnosis menderita cacar monyet, penting bagi Anda untuk menilai diri Anda sendiri oleh penyedia layanan kesehatan Anda.

2. Isolasi Mandiri

Gejala cacar monyet biasanya mulai dalam waktu 2 minggu dan orang dikatakan menular sampai gejalanya mereda dan ruam serta lesinya sembuh.

Cacar monyet. [Arun Sankar/AFP]
Cacar monyet. [Arun Sankar/AFP]

Mencegah cacar monyet

Dikutip dari siaran pers mGanik, Senin (29/8/2022), berikut 10 langkah yang bisa dilakukan penderita diabetes agar terhindar dari infeksi cacar monyet.

- Vaksinasi bisa dengan vaksin cacar air. Vaksin spesifik monkeypox masih terbatas pada uji klinis

- Hindari kontak dengan hewan yang terinfeksi (terutama hewan yang sakit atau mati)

- Hindari kontak dengan tempat tidur dan bahan lain yang terkontaminasi virus

- Masak dengan matang semua makanan yang mengandung daging atau bagian hewan

- Sering-sering mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir

- Hindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi virus

- Lakukan seks aman, seperti menggunakan kondom

- Memakai masker yang menutupi mulut dan hidung saat berada di sekitar orang lain

- Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh

- Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat orang yang terinfeksi virus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI