Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan perlunya melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menangani lonjakan inflasi. Presiden Joko Widodo kata Tito juga telah mengingatkan kepada jajarannya agar mengantisipasi lonjakan inflasi.
"Seperti kita ketahui bersama, Presiden dalam berbagai kesempatan menyampaikan, tentang perlunya kita melakukan langkah-langkah yang antisipatif untuk menangani inflasi," ujar Tito dalam rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kemendagri, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Tito menuturkan inflasi yang terjadi saat ini di dunia cukup tinggi. Bahkan kata dia, ada negara-negara yang sudah mencapai hiperinflasi, sehingga terjadi krisis di bidang ekonomi dan menimbulkan efek domino.
"Ada negara-negara yang sudah mencapai hyper inflasi sehingga terjadi gangguan di bidang ekonomi, yang akhirnya membuat efek domino ke krisis sosial, pengangguran, harga yang mahal penduduk yang makin miskin dan kemudian krisis keamanan dan bahkan akhirnya krisis politik, yang membuat jatuhnya pemerintah, seperti dalam kasus Sri Langka," tutur Tito.
Baca Juga: Realokasi Dana Subsidi Diperkirakan Bisa Menekan Dampak Kenaikan Inflasi
Karena itu, pemerintah kata Tito tak menginginkan terjadi efek domino di Indonesia. Sebab kata dia hal tersebut dapat membuat negara menjadi mundur.
"Kita tidak menginginkan efek domino, Efek domino tersebut, terjadi karena bila terjadi krisis sosial, keamanan dan politik akan membuat negara menjadi mundur bukan menjadi maju," katanya.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 4,9 persen pada Juli 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Adapun Inflasi tahunan yang berada di atas 4 persen ini merupakan yang tertinggi sejak 2017.