Membedah Aturan Parkir: Kehilangan Kendaraan Jadi Tanggung Jawab Pemilik

Senin, 29 Agustus 2022 | 14:04 WIB
Membedah Aturan Parkir: Kehilangan Kendaraan Jadi Tanggung Jawab Pemilik
Bukti parkir kendaraan roda dua (Twitter/Quoraindo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aturan parkir yang berlaku di Indonesia kembali menuai sorotan publik. Sebab, pertanyaan warganet memicu diskusi publik terkait dengan kendaraan yang dititipkan oleh para pengelola tempat parkir.

Adapun kalimat "Segala kerusakan dan kehilangan menjadi tanggung jawab pemilik" menjadi pemantik diskusi yang kini tengah diperdebatkan oleh para warganet di Twitter.

"Untuk apa bayar parkir kalau segala kerusakan dan kehilangan menjadi tanggung jawab pemilik?" tulis seorang warganet melalui akun @quoaraindo.

Mari kulik bersama ketentuan parkir yang kerap muncul di berbagai penyedia tempat parkir tersebut.

Baca Juga: Tukang Parkir Bobol Brankas Apotek Kimia Farma Jalan Hertasning Makassar

Apakah kalimat "Segala kerusakan dan kehilangan menjadi tanggung jawab pemilik" sesuai dengan ketentuan hukum?

Guna menjawab pertanyaan tersebut dapat merujuk dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Mengutip penjelasan dari laman hukum Yuridis.Id, pemilik usaha yang mencantumkan kalimat tersebut dapat digugat secara perdata.

Sebab, dalam poin satu yang dalam ketentuan"Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila: Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha".

Sehingga, melalui Undang-undang tersebut, membuat ketentuan aturan parkir yang membebani tanggung jawab kehilangan kendaraan dan barang bawaan yang dititipkan di tempat parkir masuk ke dalam perbuatan tersebut.

Selain itu, peraturan yang membebani tanggung jawab kehilangan ke pemiliki juga dapat digugat secara perdata. Adapun gugatan tersebut dapat dlihat didalam pasal 406 ayat (1) KUHP yang berbunyi :

Baca Juga: Retribusi Parkir Masih Minim, Dishub Balikpapan Rutin Razia Jukir Liar

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau, sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah;” tulis Undang-Undang tersebut.

Melalui undang-undang tersebut, pemilik berhak jika hendak menuntut pengelola usaha atau penyedia tempat parkir yang menggalakan aturan membebankan tanggung jawab barang ke pemiliknya.

Tuai diskusi hangat warganet

Menyambung pembahasan sebelumnya, topik aturan parkir tersebut menjadi diskusi hangat warganet.

Kini, cuitan tersebut berhasil menghimpun ribuan likes dan retweet yang mendekati angka seribu.

Adapun salah seorang warganet menjelaskan tentang bahwa peraturan tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran UU Perlindungan Konsumen, seperti yang dijelaskan tadi.

"Dalam UU Perlindungan konsumen ini dinamakan klausul eksonerasi kak dan sifatnya adalah "Tidak Boleh" Yaitu klausul yang mengandung kondisi membatasi atau bahkan menghapus sama sekali tanggung jawab yang semestinya dibebankan kepada pihak produsen/penyedia jasa," cuit warganet.

Kini, cuitan tersebut menjadi wadah emosi para warganet yang jengkel karena kerap menemukan ketentuan tersebut.

"Ga tau gapaham juga, sama pak parkir di atm juga :( kenapa ambil uang aja perlu diparkirin. Padhaal naro kotor juga ga lebih dri 10 menit," cuit warganet lain.

"Bayar parkir pas mau keluar motor malah di tinggal bae, asem," timpal warganet lainnya.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI