Suara.com - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mengkritisi sikap anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Aboe Bakar Alhabsyi yang sempat menerima telepon saat Rapat Kerja dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beberapa waktu lalu. Ia mempertanyakan etika Aboe sebagai anggota dewan.
Sebabnya, Aboe tampak menerima telepon sembari menyalakan pengeras suara. Dari telepon itu juga, sempat terdengar 'sayang' yang mengganggu jalannya raker.
"Bukan soal salah benar tapi soal etika. Di tengah rapat penting kok main HP dan sayang-sayangan pakai speaker kenceng lagi," kata Guntur melalui akun Twitternya @GunRomli pada Sabtu (27/8/2022).
Guntur juga merespon terkait sosok yang menyebut sayang kepada Aboe. Semisal perempuan yang menyebut sayang itu adalah Aboe, seharusnya ia mengetahui ketika sang suami tengah berada dalam rapat penting.
"Kalau benar itu istri, masa tidak tahu agenda penting suaminya malah telepon sayang-sayangan," tuturnya.
"Kalau tahu lagi rapat penting biasanya pakai WA dulu," sambungnya.
Muncul Suara Sayang
Peristiwa unik itu diawali oleh adanya notulen dalam rapat sedang menyebutkan poin-poin kesimpulan hasil rapat terkait kasus Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
"Komisi III DPR RI mendesak Kapolri untuk melakukan perbaikan sistem di lingkungan Polri secara terencana, terukur, obyektif, prosedural, dan akuntabel dalam hal sistem rekrutmen, promosi, dan demosi," kata seorang notulen dalam rapat tersebut.
Baca Juga: Irjen Ferdy Sambo Diberhentikan Tidak Hormat, Kamaruddin Simanjuntak: Sesuai Harapan
![Anggota Komisi III pecicilan di depan Kapolri. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/25/29288-anggota-komisi-iii-pecicilan-di-depan-kapolri-istimewa.jpg)
Kemudian, Anggota Komisi III DPR RI fraksi PKS, Aboe Bakar Al-Habsyi atau Habib Aboe melakukan interupsi kala menyelak notulen. Ia mengatakan, seharusnya frasa desakan tidak diperlukan lantaran Kapolri pasti sudah sadar diri.