Pakar Mikro Ekspresi Soroti Surat Permintaan Maaf Ferdy Sambo: Dibuat Supaya Masyarakat Tidak Gundah Gulana

Jum'at, 26 Agustus 2022 | 13:48 WIB
Pakar Mikro Ekspresi Soroti Surat Permintaan Maaf Ferdy Sambo: Dibuat Supaya Masyarakat Tidak Gundah Gulana
Perjalanan Kasus Ferdy Sambo (Suara.com/Alfian Winanto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tersangka utama pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo, menulis surat permintaan maaf kepada para rekan dan seniornya di Polri.

Surat permintaan maaf tersebut berisi tulisan tangan yang telah diteken atas nama Ferdy Sambo.

Dalam surat yang ditulis, Ferdy Sambo mengungkapkan penyesalannya dan memohon maaf kepada rekan serta seniornya.

Setelah beredarnya surat permintaan maaf tersebut, Pakar Mikro Ekspresi, Kirdi Putra angkat bicara.

Baca Juga: Cerita Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo Beraksi di Mabes Polri, Dia Terancam Hukuman Mati

Kirdi menerangkan bahwa permintaan maaf Ferdy Sambo telah dirancang dengan baik.

Penilaian ini didasari karena permintaan maaf Ferdy Sambo tidak disampaikan secara langsung.

"Kalau kita bicara tentang permintaan maaf, ini permintaan maaf yang sudah tanda petik dirancang dengan baik. Karena memang bukan langsung dia bicara secara apa ya istilahnya, tiba-tiba dari hatinya," ujar Kirdi dikutip Suara.com melalui YouTube Kompas TV.

Lebih lanjut, Kirdi mengatakan bahwa nada yang ada di dalam kalimat permintaan maaf tersebut sangat tertata dan lugas.

Meskipun mungkin saja Ferdy Sambo merupakan pribadi yang tegas dan lugas.

Baca Juga: Ketua MKD Aboe Bakar Diaporkan ke MKD, Buntut Suara Sayang saat Rapat Bahas Kasus Ferdy Sambo dengan Kapolri

Namun, jika dihadapkan dengan peristiwa yang melibatkan nyawa orang lain melayang apakah tetap menjadi sosok yang tegas dan lugas?

Lebih lanjut, Kirdi menyinggung soal apakah permintaan maaf tersebut ditulis secara tulus atau karena paksaan.

"Orang-orang ketika benar-benar sedih, ketika benar-benar minta maaf itu beda intonasinya. Walaupun biasanya galak,tegas, lugas. Itu beda, udah beda sekali. Kalau kita bicara kondisi psikologis manusia," lanjut Kirdi.

Pernyataan dari Kirdi ini semakin kuat jika dikaitkan dengan diksi yang dipilih oleh Ferdy Sambo dalam permintaan maafnya.

Dalam kalimat permintaan maaf, terdapat kata-kata seperti kata 'tapi', dan juga 'terlepas'.

Kirdi menjelaskan bahwa adanya kata-kata tersebut dapat diartikan sebagai ucapan yang ditulis secara formal bukan emosional.

"Artinya dia 'secara formal bukan emosional', bukan dari hati meminta maaf dan mengucapkan belasungkawa terhadap institusi, terhadap keluarga. Tapi ini benar-benar disampaikan dalam acuan dia harus melakukan seperti itu supaya masyarakat tidak lagi gundah gulana," terus Kirdi.

Pada kesempatan tersebut, Kirdi kembali menegaskan bahwa jika ada pertanyaan mengenai penyesalan Ferdy Sambo, maka jawabannya bisa jadi tidak.

"Kembali pertanyaaannya, kalau gitu apakah benar-benar menyesal untuk terjadinya kematian dari J ini, Brigadir J ini. Jawabannya bisa jadi tidak," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI