Suara.com - Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dipastikan hadir menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J di Mabes Polri, pada Jumat (26/8/2022) besok.
Hal itu diungkapkan pengacaranya, Arman Hanis. Pada pemeriksaan besok, selalu kuasa hukum, dirinya akan mendampingi Putri.
"Saya akan dampingi," kata Arman saat dihubungi wartawan, Kamis (25/8/2022).
Arman memastikan, menjalani pemeriksaan perdana dengan status tersangka, dia memastikan kliennya akan bersikap kooperatif.
Baca Juga: Heboh Brimob Berseragam Loreng Bentak Wartawan di Sidang Etik Ferdy Sambo: Di Luar Semua!
"Insya Allah Ibu PC kooperatif," ujarnya.
Terpisah Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan pada pemeriksaan Putri besok, akan dipastikan kondisi kesehatannya.
"Sebelum dia nanti dimintai keterangan ya tentunya standar kesehatannya diperiksa kesehatannya, dilakukan baik dari sisi fisik maupun psikisnya," ujar Dedi.
"Kalau misalkan dari kesehatan psisiksnya memenuhi syarat untuk dimintai keterangan ya tetap dimintai keterangan," sambungnya.
CCTV Bukti Vital
Baca Juga: Omongan Lengkap Mahfud MD ke MKD soal Skenario Ferdy Sambo Hubungi Sejumlah Pihak
Direktur Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menyebut DVR CCTV, barang bukti yang sempat diambil dan berupaya dihilangkan telah ditemukan. Menurutnya, DVR menggambarkan peristiwa sebelum, sesaat, hingga sesudah peristiwa pembunuhan Brigadir J.
"Alhamdulillah CCTV yang sangat vital yang menggambarkan situasi sebelum, sesaat, dan setelah kejadian di Duren Tiga itu berhasil kami temukan dengan sejumlah tindakan penyidik," kata Andi di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/8/2022) lalu.
Lebih lanjut, Andi menyebut barang bukti tersebut juga menjadi salah satu dasar penyidik menetapkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi alias PC sebagai tersangka. Selain merujuk pada keterangan saksi-saksi.
"Inilah yang menjadi bagian dari circumstantial evidence atau barang bukti tidak langsung yang menjadi petunjuk bahwa PC (Putri Candrawathi) ada di lokasi sejak di Saguling sampai Duren Tiga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian dari pada perencanaan pembunuhan terhadap Brigadir Yosua," ungkap Andi.
Dalam perkara ini, penyidik kemudian menjerat Putri dengan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana Subsider Pasal 338 Juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. Dia terancam hukuman mati atau pidana penjara paling lama 20 tahun.