- Baca niat sholat hajat
- Shalat 12 rakaat atau dua rakaat.
- Dianjurkan membaca Surat Al-Fatihah, Ayat Kursi dan Al-Ikhlas atau Surat Al-Fatihah dan surat pendek lain.
- Membaca shalawat.
- Doa yang warid, doa hajat.
- Doa kepada Allah untuk menyatakan hajat pribadinya.
“Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, hal.103-104).
Selepas baca doa ini, seseorang baru berdoa sungguhan dengan menyebutkan hajatnya secara khusus. Setelah itu, orang yang memiliki hajat melanjutkan bacaan doa Rasulullah SAW riwayat Imam At-Tirmidzi.
“Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, hal. 104).
Demikian tata cara sholat hajat yang benar, berdasarkan tulisan di laman NU Online.
Kontributor : Rima Suliastini