Suara.com - Penyidik dari Direktorat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Jampidsus Kejagung) menyita satu unit helikopter dalam kasus dugaan korupsi Rp78 triliun atas tersangka Surya Darmadi.
Melalui kuasa hukumnya, Surya mempersilakan penyidik untuk menyita aset-asetnya.
Juniver Girsang selaku kuasa hukum mengatakan, penyitaan aset merupakan kewenangan penuh dari penyidik.
"Beliau (Surya) tadi mengatakan silakan saja," kata Juniver usai kliennya menjalani pemeriksaan di Gedung Bundar Jampidsus Kejagung pada Rabu (24/8/2022).
Dalam hal ini, Juniver menegaskan, jika aset kliennya masih berstatus quo dan belum dinyatakan sebagai hasil perbuatan melawan hukum. Dengan demikian, pembuktian di persidangan tetap diperlukan.
"Nanti dibuktikan di pengadilan, apakah ada kaitannya atau tidak," sambungnya.
Penyitaan dilakukan merujuk pada Penetapan Pengadilan Negeri atau Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru Nomor: 98/Pen.Pid.Sus-TPK/2022/PN.Pbr tanggal 18 Agustus 2022.
"Melakukan penyitaan terhadap aset yang terkait dengan tersangka SD berupa 1 unit Helikopter Bell 427 dengan nomor seri 58001 dengan nomor pendaftaran PK-DPN pemilik PT Dabi Air Nusantara," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana dalam siaran persnya, Rabu (24/8/2022).
Ketut mengemukakan, penyitaan dilakukan untuk kepentingan penyidikan terhadap perkara tindak pidana pencucian uang dengan tindak pidana.
Baca Juga: 8 Fakta Perkembangan Kasus Surya Darmadi, Pelaku Korupsi Rp 78 Triliun
Dia juga menyebut, tindak pidana yang dimaksud adalah usaha perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh PT Duta Palma Group di Kabupaten Indragiri Hulu atas nama tersangka Surya.