5 Fakta Harga Telur Ayam 'Meledak', Mendag: Nggak Seberapa, Jangan Diributkan

Rabu, 24 Agustus 2022 | 15:23 WIB
5 Fakta Harga Telur Ayam 'Meledak', Mendag: Nggak Seberapa, Jangan Diributkan
Harga telur ayam 'meledak' di Indonesia. (ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga telur ayam kembali melonjak dengan angka yang terbilang fantastis dan dianggap semakin menyulitkan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.

Kenaikan harga telur tentu ada penyebabnya. Hal tersebut bisa diketahui melalui beberapa fakta di bawah ini, termasuk reaksi Mendag, harga terkini, serta curhatan warga.

1. Reaksi Mendag

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menolak untuk menjawab penyebab dari melonjaknya harga telur di pasaran dan menganggap kenaikan itu wajar.

Baca Juga: Harga Telur Ayam Naik Tertinggi Dalam Sejarah, Ini 11 Alternatif Sumber Protein Nabati yang Lebih Murah

"Oh itu nggak seberapa kok. Jangan diributkan ya," ujar Zulhas saat ditemui awak media di kantornya, Selasa (23/8/2022), seperti dikutip dari Wartaekonomi -- jaringan Suara.com.

Pernyataan Mendag membuat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengelus dada. Ketua Umum DPP Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan pemerintah seharusnya fokus menyelesaikan persoalan tersebut.

2. Harga Telur di Sejumlah Daerah

Harga telur ayam yang semula Rp20 ribu-an per kilogram mulai naik di pasaran hingga mencapai Rp30 ribu-an per kilogram sejak beberapa waktu lalu.

Kini, berdasarkan hasil pantauan pada Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag), rata-rata harga nasional telur ayam ras per 23 Agustus 2022 sebesar Rp31.000/kg.

Baca Juga: Soal Harga Telur, Ikatan Pedagang: Mendag Jangan Keluarkan Pernyataan Bikin Gaduh

Untuk daerah Jawa Barat, seperti kota Bogor berada di angka Rp31.500/kg. Untuk daerah Depok telur ayam di jual Rp30.500/kg, dan di kota Bekasi harga telur ayam dibanderol dengan harga Rp30.750/kg.

Adapun jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya, harga rata-rata nasional telur ayam ras berada di level Rp30.100/kg, atau naik 2,99 persen di pekan ini menjadi Rp31.000/kg.

Namun, ada kenaikan harga telur ayam di Cianjur yang saat ini berada di angka Rp 35 ribu per kilogram lantaran harga pakan naik sedangkan tingkat pemakaian meningkat.

Bahkan, hari ini Rabu (24/8/2022), harga telur ayam broiler di sejumlah pasar tradisional di Mataram terus mengalami kenaikan sebesar Rp58.000 - Rp60.000 per 30 butir.

3. Curhatan Warga

Ati, seorang pedagang telur di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengaku mengalami penurunan omzet penjualan hingga 25 persen karena banyak konsumen yang mengeluhkan harga telur mahal.

"Konsumen banyak yang mengeluh kenapa harganya mahal sekali," ungkap Ati, Selasa (23/8/2022).

Dian salah satu pemilik warung makan juga mengaku keberatan dengan melonjaknya harga telur ayam yang mencapai Rp 31 ribu per kilogram tersebut.

Sebab, hal tersebut bisa mempengaruhi usaha warung makannya. Kini ia terpaksa harus mengecilkan porsi menu makanan yang menggunakan telur.

Kerugian tersebut juga dirasakan oleh banyak pedagang telur lainnya, yang kerap menerima protes warga karena kenaikan harga itu. Mereka bahkan mulai mengurangi pembelian telur, misal semula satu kilogram menjadi setengah kilogram saja.

4. Penyebab Kenaikan Harga Telur Ayam

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI (ID Food) Frans Marganda blak-blakan menyebut penyebab kenaikan harga telur ayam ras.

Menurutnya, kenaikan harga telur ayam kemungkinan imbas dari adanya permintaan naik, termasuk rencana adanya penyaluran bantuan sosial atau bansos yang ditambah.

Dengan kenaikan permintaan tersebut, jelas Frans, membuat pedagang menaikkan harga pokok penjualan (HPP) telur ayam.

Meski begitu, imbuh Frans, upaya pedagang menaikkan harga ini bukan hanya untuk mendulang cuan, tetapi juga untuk menutupi harga telur ayam yang sempat anjlok.

Namun, seorang peternak ayam di Kota Banjar, Eman mengaku menerima untung dari kenaikan harga telur tersebut lantaran harga pakan yang memang tengah melonjak.

Harga pakan, kata Eman, saat ini mencapai Rp 385 ribu per karung, dengan berat isi 50 kilogram. Harga pakan ini naik Rp 5 ribu dari harga pada dua minggu yang lalu, yaitu Rp 380 ribu per kilogram.

Ia mengatakan, naiknya harga pakan itu cukup mempengaruhi biaya produksi. Terlebih kebutuhan pakan ternak dari 400 ekor ayam petelur yang ia kembangkan setiap bulannya mencapai sekitar 1,5 ton atau satu karung per harinya.

5. ID Food Disebut Punya Peran Penting

Dalam hal tersebut, Frans memastikan ID Food akan berperan menurunkan harga telur ayam. Salah satunya dengan meningkatkan produktivitas jagung untuk pakan ternak. Sebab, porsi harga pakan jagung itu 50% dari ongkos produksi telur ayam.

"Jadi tujuan kita dorong swasembada jagung, produksi jagung agar harga lebih stabil untuk bisa bantu harga pakan lebih stabil. Beberapa bulan ini kan harga jagung enggak gejolak sepanjang tahun, makanya kami lagi naikkan produktivitas," kata Frans.

Tak hanya itu, ID Food juga disebut Frans akan intervensi dengan membuat operasi pasar telur ayam yang berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI