Suara.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menghadiri pameran lukisan bertema "Freedom Of Harmony" yang digelar dalam memperingati HUT ke-77 RI oleh Komunitas K3, di Jakarta, Selasa, (23/8/2022).
Dalam sambutannya di acara tersebut, Hasto menyinggung soal bagaimana kemerdekaan Indonesia yang baru dirayakan 17 Agustus lalu, bukanlah sebuah capaian mudah.
Ia awalnya menceritakan penuturan dr.Soeharto, dokter pribadi Bung Karno, yang saat ini sedang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Dimana menurut penuturan dokter pribadi Bung Karno, suasana kemerdekaan pembacaan proklamasi dilakukan dalam keadaan genting.
"Sehingga membaca proklamasi itu perlu keberanian karena senjata siap ditembakkan," kata Hasto.
Baca Juga: Terungkap, Sebelum Temui NasDem, Puan dan PDIP Ingin Temui Gerindra dan Golkar Lebih Dulu
Menurutnya, adanya ancaman tersebut terbukti dalam upaya konsolidasi negara yang baru saja merdeka, Bung Karno dihadang tentara sekutu yang diboncengi NICA di sekitar Kwitang.
"Kemudian terjadi perdebatan keras, akhirnya Bung Karno diijinkan meninggalkan mobil itu. Begitu Bung Marnk keluar dari mobil, mobilnya ditembak habis. Sehingga ringsek mobil itu," tutur Hasto.
Peristiwa itulah, kata Hasto, yang kemudian memicu dipindahkannya ibukota negara dari Jakarta yang dianggap tak aman, ke Yogyakarta. Ia menambahkan, cerita yang disampaikannya tersebut, menggambarkan kemerdekaan Indonesia dicapai dengan tidak mudah, dengan pertarungan nyawa. Untuk itu, ia mengingatkan, semangat kemerdekaan harus dimaknai pada kekuatan diri sendiri.
Hasto kemudian menyinggung soal wanti-wanti agar Indonesia tak sedikit-sedikit bergantung pada pihak asing.
"Karena itulah kita tak boleh sedikit sedikit menggantungkan diri kepada asing. Ketika kita mampu memproduksi sendiri, janganlah kita malah tergantung pada produk asing. Lalu untuk apa kita merdeka? Makanya Bung Karno mendorong semangat berdikari," ujarnya.
Baca Juga: Megawati Sudah Setor Nama Pengganti Tjahjo Kumolo ke Jokowi, Hasto : Lebih Dari Satu
Adapun dalam acara ini turut dihadiri oleh sejumlah kepala daerah seperti Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Bupati Majalengka, Karna Sobahi, dan Wakil Wali Kota Tegal, M. Jumadi. Sejumlah lukisan juga tampak dipamerkan, dari lukisan bergambar Bung Karno hingga Fatmawati.