Suara.com - Sejak resmi membuka cabang pertama RM Karya Minang di daerah Serpong Garden, rumah makan ini terus berkembang hingga kini telah mempekerjakan lebih dari 70 karyawan di enam cabang yang ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari usaha, kerja keras, dan kegigihan perjuangan kakak beradik asal Kebumen pendiri rumah makan tersebut, yaitu Aminoto dan Budi Handoko. Kakak beradik ini merantau ke ibu kota dan memberanikan diri untuk mengadu nasib dengan membuka bisnis kuliner.
Amin bercerita bahwa cabang pertama RM Karya Minang membuka jalannya untuk mendirikan cabang-cabang selanjutnya di Bale Tirtawana, Karawaci, dan beberapa area lainnya. Sang adik, Handoko, yang memiliki pengalaman bekerja di rumah makan Padang sebelumnya, akhirnya ikut turut membantu mengelola bisnis RM Karya Minang tersebut.
Selain memastikan kualitas rasa, kakak beradik ini juga berupaya beradaptasi dengan tren terkini dan turut masuk ke dalam ekosistem digital, seperti mendaftarkan rumah makan mereka ke dalam layanan ShopeeFood.
Baca Juga: Pelaku Usaha di Bandung Diminta Merapat ke Dekranasda
“Awalnya kami mendengar ShopeeFood mulai ramai di Jakarta di awal tahun 2021 lalu, dan kami pun langsung tertarik buat gabung. Setelah menunggu beberapa saat, ShopeeFood akhirnya hadir di Tangerang, jadi kami langsung daftar deh. Kehadiran ShopeeFood ini sangat membantu transaksi bisnis kami, terutama di masa-masa sulit saat pandemi. Alhamdulillah, bisnis kami masih bisa terus bertahan di saat banyak bisnis-bisnis lain yang harus terpaksa gulung tikar,” tutur Amin.
Setelah berhasil melalui gempuran pandemi, RM Karya Minang kembali dihadapkan dengan tantangan bisnis lainnya, yaitu kenaikan harga bahan baku di masa transisi pandemi. Tren kenaikan harga tersebut tentunya membawa dampak yang sangat signifikan bagi para pelaku UMKM, khususnya mereka yang bergerak di industri kuliner, tak terkecuali RM Karya Minang. Dalam situasi ini, para pelaku usaha kuliner seolah dituntut untuk lebih jeli dalam mencari peluang agar dapat bertahan dan menjaga perputaran roda bisnisnya.
“Selama beberapa bulan terakhir, harga bahan baku di pasar terus melonjak. Meskipun harga bahan baku naik, kami tidak bisa serta merta menaikkan harga jual karena daya beli masyarakat juga masih lemah akibat pandemi. Akhirnya, kami harus mencoba memutar otak agar kami dapat tetap menjaga kualitas rasa dan pelayanan kami, walaupun tanpa adanya kenaikan harga jual,” ungkap Amin.
Setelah melakukan berbagai percobaan, RM Karya Minang akhirnya berhasil menemukan strategi yang tepat dalam menyiasati naiknya harga bahan baku. Berikut ini adalah tiga strategi utama dari RM Karya Minang yang dapat diterapkan oleh para pelaku usaha kuliner lainnya di tengah tingginya kenaikan harga bahan baku:
Konsisten menjaga kualitas untuk tingkatkan loyalitas
Baca Juga: Mantap, Pelaku Usaha di 4 Desa Wisata Indonesia Ini Bakal Dapat Pelatihan Khusus
Daripada meraup keuntungan yang terlalu besar, RM Karya Minang lebih memilih memastikan menjaga kualitas rasa makanan mereka. RM Karya Minang percaya bahwa kualitas rasa itulah yang dapat membantu menjaga loyalitas konsumen. Strategi ini dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk menjaga pelanggan setia, agar terus kembali membeli produk kita.
Memanfaatkan kampanye promo untuk mendorong transaksi
Meskipun harga bahan baku sedang naik, RM Karya Minang selalu berusaha memaksimalkan strategi penjualan mereka secara online di ShopeeFood untuk menarik perhatian konsumen. RM Karya Minang secara aktif dan konsisten mengikuti berbagai program kampanye yang ada di ShopeeFood dari waktu ke waktu, seperti Promo Tanggal Kembar, Pay Day, Menu Harga Coret, dan masih banyak lagi. Keseriusan RM Karya Minang dalam memanfaatkan kampanye promo ShopeeFood ini berhasil membantu mereka mendorong transaksi penjualan. Dalam sehari, RM Karya Minang bisa mendapat ratusan order dari ShopeeFood.
Jeli dalam melakukan perhitungan menjadi kunci pertahanan
Di tengah kenaikan harga bahan baku, RM Karya Minang berusaha untuk lebih jeli dalam melakukan perhitungan saat proses produksi. Selain menu utama, RM Karya Minang berusaha untuk hanya menyiapkan stok yang secukupnya berdasarkan hasil perhitungan yang mereka lakukan. Menekan jumlah produksi dari menu-menu pelengkap tersebut dapat menjadi salah satu strategi jitu yang bisa diterapkan pelaku usaha kuliner dalam melakukan efisiensi biaya produksi.
Dengan performa bisnis yang dimiliki oleh RM Karya Minang sekarang ini, Amin dan Handoko mengaku bahwa mereka ingin lebih fokus meningkatkan strategi operasional dan menjaga kualitas rasa masakan mereka. Hal tersebut adalah salah satu upaya yang mereka lakukan untuk menjaga eksistensi bisnis RM Karya Minang secara jangka panjang.