Suara.com - Bank Indonesia (BI) berencana menambahkan 25 peserta bank baru BI-FAST pada gelombang keempat. Dengan ada tambahan itu, total peserta BI-FAST mencapai 77 dan mewakili 85 persen pangsa sistem pembayaran ritel nasional.
Gubernur BI, Perry Warjiyo merinci, 25 peserta itu terdiri dari dua peserta langsung dan 23 peserta tidak langsung.
"BI melanjutkan akselerasi transaksi BI-FAST melalui penambahan peserta dan implementasi pada layanan kebanksentralan," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Selasa (23/8/2022).
Adapun 25 peserta baru BI-FAST yakni Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Capital Indonesia, Bank Mayapada, Bank Seabank, Maybank Indonesia, Maybank Indonesia UUS, MNC Bank, Bank Muamalat, Bank Mayora, Bank Jago Unit Usaha Syariah (UUS), Bank Index Selindo, Bank Jasa Jakarta, dan Bank CTBC.
Baca Juga: Nilai Transaksi Digital Banking Tembus Rp 4.359,7 Triliun
Kemudian, Bank ICBC Indonesia, Bank Nagari UUS, Bank Neo Commerce, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), BPD DIY UUS, BPD Kalimantan Barat (Kalbar), BPD Kalbar UUS, BPD Kalimantan Selatan (Kalsel), BPD Kalsel UUS, BPD Sumatera Barat, BPD Sumatera Selatan Bangka Belitung (SumselBabel), serta BPD SumselBabel UUS.
"Ke depan, BI akan terus mendorong implementasi dan pengembangan layanan BI-FAST, antara lain cross border retail payment serta memperkuat sinergi kebijakan dengan pelaku industri untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dan mendorong pertumbuhan, serta inklusi ekonomi dan keuangan," ujarnya.
Sebelumnya, BI mencatat transaksi perbankan yang menggunakan BI-Fast telah banyak. Bahkan, mulai dari awal Januari hingga sekarang transaksi yang menggunakan BI-Fast mencapai Rp320,6 triliun.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia BI Filianingsih Hendarta mengatakan angka transaksi itu merupakan kumulatif pada periode 1 Januari hingga 29 Mei 2022 dengan volume transaksi 85,3 juta transaksi.
"Bank-bank mulai banyak melakukan komunikasi BI-Fast dan nanti ke depan kita akan segera melakukan komunikasi BI-Fast secara masif," ujarnya dalam taklimat media virtual, Kamis (2/6).
Baca Juga: Bos Bank Indonesia: Rupiah Masih Melemah, Tapi Lebih Baik dari Malaysia Hingga Thailand
Untuk informasi, BI-Fast adalah salah satu implementasi dari reformasi digitalisasi sistem pembayaran nasional yang tertuang dalam blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang telah diluncurkan pada Mei 2019 lalu. Dengan skema BI-Fast biaya transfer antar bank hanya dipatok Rp2.500.