Selain itu, tersedia pula aktivitas menunggang kuda bagi wisatawan yang ingin menikmati sensasi mengendarai kuda di sekitar area danau, hanya dengan membayar Rp20.000,00. Daya tarik lainnya adalah bukit marmer yang dikenal dengan nama Fatu Nausus. Tempat ini cocok bagi kamu yang ingin menambah koleksi foto berlatar bukit yang menjulang tinggi, dengan dinding yang terlihat seperti dipotong di bagian tengahnya.
2. Kampung Adat Takpala
Kampung Adat Takpala dihuni oleh Suku Abui yang merupakan suku terbesar di Alor. Kampung ini sebenarnya sudah dikenal wisatawan mancanegara, khususnya Eropa yang sudah mulai berkunjung sejak tahun 1980-an. Selain memiliki nilai budaya yang masih kental, kampung ini juga memiliki pemandangan alam yang dihiasi oleh pantai dan pulau.
Kampung Adat Takpala berada di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, berjarak kurang lebih 15 menit dari Bandar Udara Mali dan 30 menit dari Pusat Kota Kalabahi. Uniknya, Kampung Adat Takpala dipercaya oleh masyarakat lokal sebagai warisan dari leluhur yang sudah turun-temurun, sehingga tamu dianggap sebagai kerabat dekat yang harus dihormati dan diterima dengan hangat.
Selain pemandangan alam yang begitu indah, para wisatawan juga bisa menyaksikan atraksi tarian lego-lego dan mengoleksi suvenir khas Kampung Adat Takpala seperti gelang, kalung, dan kain tenun. Untuk menambah pengalaman liburan tak terlupakan, para wisatawan bisa mengabadikan momen berharga di Kampung Adat Takpala ini dengan berfoto menggunakan pakaian tradisional, lengkap dengan segala aksesorinya.
3. Kampung Adat Matalafang

Untuk berkunjung ke Kampung Adat Matalafang, kamu hanya perlu melakukan perjalanan sekitar 15 menit dari Bandar Udara Mali atau kurang lebih 30 menit dari Pusat Kota Kalabahi. Kampung Adat Matalafang wajib dikunjungi karena memiliki keunikan budaya yang masih dilestarikan sampai saat ini.
Di sini para wisatawan bisa mempelajari budaya Suku Abui. Selain itu, wisatawan juga bisa menyewa pakaian adat dan aksesori yang tersedia bila ingin mengabadikan momen di desa ini.
Meskipun kampung adat ini merupakan salah satu destinasi baru yang ada di Nusa Tenggara Timur, Kampung Adat Matalafang sudah berdiri sejak tahun 1940-an dan keseharian masyarakatnya beragam. Para pria berkebun atau berburu, sementara untuk kaum wanita melakukan aktivitas menenun.
Baca Juga: Sandiaga: Seluruh Desa Wisata Wajib Buat Spot Perayaan HUT RI ke-77
4. Kampung Adat Bena