Ayo, Jelajahi 4 Kampung Adat di Nusa Tenggara Timur

Selasa, 23 Agustus 2022 | 12:38 WIB
Ayo, Jelajahi 4 Kampung Adat di Nusa Tenggara Timur
Bena Bajawa. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memiliki begitu banyak kekayaan, baik dari segi alam maupun budaya, membuat Indonesia selalu dilirik sebagai salah satu destinasi pariwisata idaman oleh para wisatawan, tidak hanya wisatawan domestik tapi juga wisatawan mancanegara.

Bukti Indonesia menjadi salah satu destinasi pariwisata favorit adalah dengan berhasil menempati peringkat ke-2 di ASEAN, peringkat ke-8 di kawasan Asia Pasifik, dan menempati peringkat ke-32 dari 117 negara di seluruh dunia, yang mana data tersebut diperoleh dari World Economic Forum (WEC) untuk Travel and Tourism Development Index (TTDI) tahun 2022.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan ekonomi Indonesia bangkit karena pariwisata. “Pemerintah akan fokus mengembangkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang akan memberikan manfaat seperti menggerakkan ekonomi rakyat dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” ujarnya.

Itulah mengapa berlibur #DiIndonesiaAja tak pernah membosankan. Keberadaan hewan endemik komodo, membuat NTT dikenal di dunia pariwisata. Padahal tidak hanya itu, NTT masih menyimpan daya tarik lain yang bisa membuat para wisatawan terpukau, seperti berkunjung ke kampung-kampung adat yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Baca Juga: Sandiaga: Seluruh Desa Wisata Wajib Buat Spot Perayaan HUT RI ke-77

Sebelum menikmati #ExoticNTT, jangan lupa saksikan NGANTRI atau Ngobrol Bareng Mas Menteri setiap akhir pekan secara LIVE di akun Instagram @pesona.indonesia. Ikuti juga kuisnya dengan cara follow akun Instagram @pesona.indonesia, jawab pertanyaan di kolom komentar, dan mention 3 temanmu untuk ikutan, ya! Raih ragam hadiah menarik dari Pesona Indonesia.

Inilah 4 kampung adat yang bisa kamu jelajahi saat berkunjung ke Nusa Tenggara Timur! 

1. Desa Wisata Fatumnasi

Negeri di Atas Awan, begitulah sebutan yang pas untuk Desa Wisata Fatumnasi. Terletak di Kawasan Cagar Alam Gunung Mutis dan kurang lebih 1 jam dari Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, menjadikan desa wisata ini sebagai desa wisata dengan letak di dataran tertinggi di Pulau Timor dengan ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. 

Pemandangan khas dataran tinggi serta suhu udara yang sejuk dan segar menjadi magnet bagi para wisatawan untuk berkunjung ke desa ini. Kawasan Desa Wisata Fatumnasi menyuguhkan pemandangan yang menarik, seperti Kawasan Cagar Alam Mutis. Di dalam kawasan ini terdapat berbagai jenis tumbuhan yang sudah berumur lebih dari ribuan tahun, salah satunya adalah bonsai hutan yang membuat kamu seperti berada di dunia dongeng.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Wajibkan Seluruh Desa Wisata Buat Spot Perayaan HUT RI ke-77

Setelah bertualang di Kawasan Cagar Alam Mutis, kamu bisa singgah ke Danau Nefo Kaenka, salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi saat #MenyapaDesa Wisata Fatumnasi. Danau ini dihiasi dengan pepohonan rimbun yang membuat para wisatawan menggunakannya untuk sekadar bersantai atau beristirahat sejenak sebelum kembali ke Kota Soe.

Selain itu, tersedia pula aktivitas menunggang kuda bagi wisatawan yang ingin menikmati sensasi mengendarai kuda di sekitar area danau, hanya dengan membayar Rp20.000,00. Daya tarik lainnya adalah bukit marmer yang dikenal dengan nama Fatu Nausus. Tempat ini cocok bagi kamu yang ingin menambah koleksi foto berlatar bukit yang menjulang tinggi, dengan dinding yang terlihat seperti dipotong di bagian tengahnya.

2. Kampung Adat Takpala

Kampung Adat Takpala dihuni oleh Suku Abui yang merupakan suku terbesar di Alor. Kampung ini sebenarnya sudah dikenal wisatawan mancanegara, khususnya Eropa yang sudah mulai berkunjung sejak tahun 1980-an. Selain memiliki nilai budaya yang masih kental, kampung ini juga memiliki pemandangan alam yang dihiasi oleh pantai dan pulau.

Kampung Adat Takpala berada di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, berjarak kurang lebih 15 menit dari Bandar Udara Mali dan 30 menit dari Pusat Kota Kalabahi. Uniknya, Kampung Adat Takpala dipercaya oleh masyarakat lokal sebagai warisan dari leluhur yang sudah turun-temurun, sehingga tamu dianggap sebagai kerabat dekat yang harus dihormati dan diterima dengan hangat.

Selain pemandangan alam yang begitu indah, para wisatawan juga bisa menyaksikan atraksi tarian lego-lego dan mengoleksi suvenir khas Kampung Adat Takpala seperti gelang, kalung, dan kain tenun. Untuk menambah pengalaman liburan tak terlupakan, para wisatawan bisa mengabadikan momen berharga di Kampung Adat Takpala ini dengan berfoto menggunakan pakaian tradisional, lengkap dengan segala aksesorinya.

3. Kampung Adat Matalafang

Kampung Adat Matalafang. (Istimewa)
Kampung Adat Matalafang. (Istimewa)

Untuk berkunjung ke Kampung Adat Matalafang, kamu hanya perlu melakukan perjalanan sekitar 15 menit dari Bandar Udara Mali atau kurang lebih 30 menit dari Pusat Kota Kalabahi. Kampung Adat Matalafang wajib dikunjungi karena memiliki keunikan budaya yang masih dilestarikan sampai saat ini. 

Di sini para wisatawan bisa mempelajari budaya Suku Abui. Selain itu, wisatawan juga bisa menyewa pakaian adat dan aksesori yang tersedia bila ingin mengabadikan momen di desa ini. 

Meskipun kampung adat ini merupakan salah satu destinasi baru yang ada di Nusa Tenggara Timur, Kampung Adat Matalafang sudah berdiri sejak tahun 1940-an dan keseharian masyarakatnya beragam. Para pria berkebun atau berburu, sementara untuk kaum wanita melakukan aktivitas menenun.

4. Kampung Adat Bena 

Kampung Adat Bena merupakan salah satu kampung adat yang sangat terkenal di Nusa Tenggara Timur sebab menyimpan nilai historis dan budaya yang kental. Kampung ini dijuluki sebagai kampung megalitik karena hampir di setiap sudutnya terdapat batu-batu yang menjadi tempat untuk melakukan upacara budaya yang berasal dari zaman megalitikum.

Selain itu, bila tertarik mengoleksi cendera mata khas Kampung Adat Bena, kamu tidak perlu susah-susah untuk mencari karena di depan setiap rumah warga sudah dipajang produk-produk ekonomi kreatif lokal seperti gelang, kalung, dan kain tenun. Kampung Adat Bena berjarak kurang lebih 30 menit dari Pusat Kota Bajawa atau 1 jam dari Bandar Udara Soa. 

Sudah siap jelajahi kampung adat di Nusa Tenggara Timur? Pastikan kamu sudah vaksin booster dan tetap patuhi protokol kesehatan, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak agar aktivitas wisata tetap aman dan nyaman. 

Informasi mengenai destinasi wisata dan inspirasi ekonomi kreatif #DiIndonesiaAja juga bisa kamu dapatkan dengan cara follow akun Instagram @pesona.indonesia, Facebook  @pesona.indonesia, Twitter @pesonaindonesia, TikTok: @pesonaindonesia, YouTube Pesona Indonesia, dan mengunjungi website www.indonesia.travel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI