Dugaan awal yang menyebutkan bahwa adanya tanda-tanda kekerasan berupa terdapat sejumlah luka tusuk yang diduga akibat benda tajam, luka lebam diduga akibat benda tumpul, dan luka lubar diduga akibat proyektil peluru telah terbantahkan dengan adanya fakta hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J.
"Informasi dari keluarga yang diduga ada tanda-tanda kekerasan di sana, namun kami sudah bisa pastikan dengan keilmuan feronsik yang sebaik-baiknya bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan, selain kekerasan senjata api pada tubuh korban," kata Ade.
4. Soal Dugaan Luka Sayatan di Hidung
Pada dugaan awal, ada luka sayatan terdapat pada hidung Brigadir J yang diduga akibat benda tajam. Namun, dari hasil autopsi yang telah dilakukan ternyata luka tersebut diakibatkan oleh goresan peluru dari tembakan yang dilakukan oleh Bharada E. Selain itu, ada luka lebam akibat benda tumpul dan luka lubang karena peluru.
5. Dua Jari Brigadir J Patah Bukan karena Penyiksaan Cabut Kuku
Suara.com - Dokter Forensik Ade Firmansyah yang memimpin autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J menjawab kabar yang menyebut jari Brigadir J putus akibat penyiksaan. Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukannya bersama tim dokter forensik independen, disebutkan jika luka itu akibat tersambar peluru tembakan.
"Itu adalah arah alur lintasan anak peluru, jelas sekali peluru keluar mengenai jarinya. Jadi itu memang alur lintasan, kalau bahasa awamnya mungkin tersambar ya seperti itu," kata Ade kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2022).
Dijelaskannya luka itu berada di jari kelingking dan jari manis di tangan kiri.
"Ada dua, di jari kelingking sama jari manis kiri," ujarnya.
Baca Juga: Sehari Sebelum Dieksekusi Brigadir J Dapat Ancaman Pembunuhan Dari Kuat Maruf, Bukan Squad
Kontributor : Annisa Fianni Sisma