Suara.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak panik dengan adanya temuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia yang diumumkan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengimbau agar masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan upaya pencegahan penularan cacar monyet dengan menerapkan PHBS.
"Masyarakat diimbau tidak panik, tetapi tetap waspada. Upaya mencegah penularan cacar monyet dapat dilakukan dengan menerapkan PHBS (pola hidup bersih dan sehat)," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Jakarta, Senin.
PHBS yang dapat dilakukan masyarakat, seperti:
Baca Juga: Tiga Warga DKI Kontak Erat dengan Pasien Cacar Monyet, Tracing Dilakukan
- Sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun;
- Tidak menggunakan handuk atau peralatan pribadi bersama-sama;
- Hindari melakukan kontak dengan siapa pun yang memiliki gejala, termasuk tidak melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan
- Bagi penderita, perlu melakukan isolasi diri dengan baik untuk menghindari penularan ke orang lain.
Kepala Dinkes DKI juga menjelaskan gejala cacar monyet pada umumnya diawali dengan demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak, atau lipat paha (selangkangan).
Gejala-gejala tersebut juga disertai keluhan nyeri otot, sakit punggung, dan lelah berkepanjangan.
Gejala juga akan disusul dengan munculnya ruam pada kulit di beberapa bagian tubuh setelah satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam tersebut berbentuk bintik merah seperti cacar, melepuh kecil berisi cairan bening atau berisi nanah yang kemudian menjadi keropeng lalu rontok.
"Jumlah lesi (luka atau lenting gelembung berisi cairan di kulit) dapat sedikit maupun beberapa buah yang tersebar," ucapnya.
Selain dapat menular melalui kontak langsung dari hewan yang sakit ke manusia, cacar monyet juga dapat ditularkan antarmanusia ataupun melalui benda yang terkontaminasi virus.
Baca Juga: Waspada, Pasien Pertama Kasus Cacar Monyet Kontak Erat dengan 11 Orang di Jakarta
Namun, menurut Widyastuti penularan cacar monyet antarmanusia tidak mudah.
"Kendati demikian, penularan cacar monyet antarmanusia tidaklah mudah," katanya.
Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia menurutnya bisa melalui kontak erat dengan droplet, cairan tubuh atau kontak langsung dari kulit ke kulit yang terdapat ruam, termasuk melalui kontak seksual.
Penularan juga dapat terjadi melalui kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, tempat tidur, handuk atau peralatan makan/piring yang belum dicuci.
Sebelumnya, pada 20 Agustus 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengumumkan temuan kasus pertama terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia pada seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun.
Diketahui pasien tersebut mengalami keluhan kesehatan beberapa hari setelah kembali ke Indonesia, pasca perjalanan wisata ke beberapa negara di Eropa Barat, pada 8 Agustus 2022.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta sendiri menjabarkan bahwa hasil pelacakan, ada tiga orang yang termasuk kontak erat pada kasus terkonfirmasi pertama cacar monyet itu.
Kondisi kesehatan ketiganya baik dan tidak mempunyai keluhan kesehatan, namun dia menyebut pihaknya berkomitmen untuk terus melanjutkan pelacakan kontak erat penyakit itu.
"Sebelum kasus pertama ini, kami sudah pernah menerima laporan dan melakukan penyelidikan epidemiologi pada 11 orang terduga yang ditemukan sejak 20 Mei 2022, yang semuanya setelah melalui pemeriksaan laboratorium diketahui negatif cacar monyet," katanya.
Widyastuti juga menyebut, pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi pasien dan seluruh kontak eratnya.
"Pasien cukup kooperatif dan terbuka dengan tim kami. Kondisi pasien juga sudah membaik," ucap dia. [ANTARA]