Suara.com - Koalisi parpol untuk pemilu 2024 yang terbentuk sejauh ini, dinilai belum menunjukkan visi politik yang jelas. Pengamat politik, Khoirul Umam menilai kerja sama antara Gerindra-PKB maupun Golkar, PAN dan PPP dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) lebih didasari pada kalkulasi politik praktis.
“Sejauh ini pola koalisi yang terbentuk belum menunjukkan pertemuan visi misi yang clear, termasuk siapa tokoh yang akan ditampilkan. Ini ibarat resepsi, perkawinannya sudah ada tapi orang masih bingung pengantinnya siapa?” sindir Khoirul Umam dalam talskhow akhir pekan POLEMIK di MNC Trijaya, “Menakar Gagasan dan Visi Capres 2024”.
Sementara PDI Perjuangan sebagai partai penguasa juga belum memberi sinyal kuat, bakal kemana bandul koalisinya mengarah.
Tapi satu hal yang sudah jelas, menurut Khoirul, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu menyiapkan Puan Maharani untuk berlaga di pilpres nanti.
Baca Juga: Pakai Busana Serba Hitam, Puan Maharani Tiba di NasDem Tower
“Saya mendengar ada upaya internal PDI Perjuangan menghidupkan mesin politik agar lebih efektif untuk mengusung mbak Puan,” ujarnya.
Keputusan politik PDI Perjuangan itu juga terkonfirmasi dari pidato Puan sebagai Ketua DPR, jelang hari kemerdekaan RI ke-77.
Saat itu Puan menganalogikan keseimbangan kepak sayap burung, dan menegaskan bahwa penempatan perempuan dalam posisi jabatan publik adalah sebuah kelaziman dalam berdemokrasi.
“Itu adalah sinyal kuat bagaimana Puan mampu menunjukkan kapasitasnya untuk masuk dalam politik patriarki, dan menjadi representasi perempuan untuk maju di pilpres 2024,” analisa Khoirul.
Ia mengakui, masih ada yang menganggap remeh Puan karena bayang-bayang besar kakek dan ibunya. Tapi, dalam dunia politik posisi Puan tidak sesimpel itu.
Baca Juga: Soal Pertemuan Puan Maharani dan Surya Paloh, Begini Respons Ganjar Pranowo
“Memang dia memiliki keterbatasan elektabilitas saat ini. Tapi fakta politik menunjukkan Puan memiliki mesin politik yang solid dan mampu menggerakkan 21 persen suara. Itu adalah kunci riil dalam mesin pencapresan,” tegasnya.
Nada sama ditegaskan politisi PDI Perjuangan Johan Budi. Ia optimis pada peluang Puan Maharani untuk maju di Pilpres 2024. Puan lanjutnya memenuhi kriteria calon pemimpin nasional, karena memiliki rekam jejak yang jelas.
“Diskusi kita jangan hanya berkutat pada apakah calon disukai atau tidak, dengan berbasis hasil survei dan popularitas di media sosial,” kata Johan Budi.
Johan menyindir tokoh tertentu, yang getol bikin konten di media sosial untuk membangun citra diri sebagai calon pemimpin yang merakyat.
“Sering bikin konten, mengupload makan mie instan di pinggir jalan seolah-olah dia calon pemimpin yang merakyat. Atau meninjau sambil marah-marah menendang pintu melihat kesalahan anak buahnya, itu kan dalam rangka membentuk citra,” sindir mantan jubir KPK ini.
Kebiasaan ini akhirnya membuat bakal capres berlomba-lomba membuat konten supaya viral dan berimbas pada elektabilitas.
“Jadi bukan perang gagasan,” sambung dia.
Karena itu, Johan mengajak rakyat Indonesia, untuk menilai calon pemimpinnya dari sisi kapasitas dan kapabilitas.
“Itu bisa diukur dari bagaimana track record calon menjalani jenjang-jenjang kepemimpinan,” ucapnya.
Johan mencontohkan karir Puan yang terbilang lengkap, dari anggota DPR, ketua fraksi partai terbesar, Menko PMK, hingga sekarang Ketua DPR. Walaupun jarang aktif di media sosial, Puan konsisten menjalankan visi misi sebagai pemimpin, di tiap posisi yang ia emban.
“Mbak Puan adalah orang yang memperjuangkan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan cuti hamil 6 bulan bagi pekerja perempuan,” klaim Johan.
Yang terbaru, pandangan Puan tentang Indonesia ke depan, tergambar jelas dalam pidatonya di sidang tahunan bersama DPR/MPR dan DPD.
“Kalau kita lihat, pidato itu meresmikan visi misi dia sebagai pemimpin dalam konteks sebagai Ketua DPR. Bagaimana mbak Puan memberi perhatian besar terhadap nasib bangsa, generasi muda, pengelolaan sumber daya alam. dan kesetaraan jender,” jelas Johan Budi.
Sebagai cucu biologis Soekarno, Puan juga berkali-kali menekankan pentingnya menjaga Pancasila sebagai menjadi perekat NKRI.
“Itulah visi misi yang ada di pikiran Puan,” pungkas Johan.