Suara.com - Para petugas SAR menyisir reruntuhan sebuah rumah ibadah umat Muslim Syiah di wilayah Irak tengah hingga Minggu (21/8) malam, setelah tanah longsor menerpa bangunan tersebut dan menewaskan sedikitnya lima orang termasuk seorang anak.
Setelah lebih dari 24 jam menggali bebatuan, kayu dan puing-puing lain, "kami telah menemukan lima jenazah," kata Jenderal pertahanan sipil Abdelrahman Jawdat kepada AFP sebagaimana dikutip VOA.
"Mungkin itu korban terakhir," tambahnya, sambil terus melakukan pencarian untuk mengantisipasi kemungkinan masih adanya korban lain.
Peristiwa tersebut adalah tragedi terbaru yang melanda Irak yang kaya akan minyak namun miskin. Negara itu berusaha bangkit dari perang yang melanda selama puluhan tahun, namun terkendala oleh kelumpuhan politik, korupsi yang endemik dan tantangan lain.
Baca Juga: Dituding Syiah gegara Jejak Digital, Habib Jafar Beri Balasan Menohok
Juru bicara pertahanan sipil, Nawas Sabah Shaker, sebelumnya mengatakan bahwa antara enam dan delapan jemaah dilaporkan terperangkap di bawah reruntuhan bangunan yang dijuluki Qattarat al-Imam Ali, di dekat kota Karbala.
Rumah ibadah itu didedikasikan untuk Ali bin Abu Talib, menantu Nabi Muhammad SAW. Menurut tradisi Syiah, Imam Ali dan pasukannya pernah singgah di tempat tersebut ketika dalam perjalanan menuju Perang Siffin pada 657 Masehi.