Mengulik Mitos Bulan Safar yang Sudah Ada Sejak Zaman Arab Jahiliyyah

Minggu, 21 Agustus 2022 | 12:38 WIB
Mengulik Mitos Bulan Safar yang Sudah Ada Sejak Zaman Arab Jahiliyyah
Ilustrasi Masjid - Mitos Bulan Safar (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki bulan Safar, sebagian orang memiliki pemikiran yang buruk terhadap bulan kedua dalam penanggalan Hijriyah itu. Selain bulan Muharram, tidak sedikit orang yang beranggapan jika di bulan Safar identik dengan kesialan atau datangnya sebuah penyakit. Hal inilah yang menyebabkan berkembangnya mitos bulan Syafar di tengah masyarakat. 

Ternyata mitos tentang kesialan di bulan Safar ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Adapun pendapat buruk tentang bulan Safar ini berawal dari pemikiran masyarakat Arab Jahiliyyah pada masa lampau. Ternyata ada beberapa kebiasaan yang serimg dilakukan oleh kaum Arab Jahiliyah pada saat bulan Safar serta mitos-mitos tentang bulan Safar. 

Berdasarkan "Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah" karya Ida Fitri Shohibah, mengatakan jika orang Arab Jahiliyah beranggapan bulan Safar merupakan bulan kesialan. Mereka percaya bulan Safar adalah bulan di mana Allah SWT menurunkan azab dan hukuman ke dunia. Oleh sebab itulah, mereka berpikir akan ada banyak musibah dan bencana yang terjadi di bulan ini, khususnya pada saat memasuki hari Rabu di pekan terakhir. 

Pengertian Safar menurut bahasa artinya adalah kosong. Alasan bulan ini dinamakan Safar berawal dari kebiasaan orang-orang Arab zaman dahulu yang kerap meninggalkan tempat tinggal atau rumah mereka untuk berperang ataupun bepergian jauh, sehingga menjadikan kota tersebut kosong. 

Baca Juga: Keutamaan Bulan Safar, Momentum untuk Memperkuat Keimanan

Tak hanya itu, orang Arab Jahiliyah di masa lalu juga berpendapat mengenai bulan Safar. Mereka menganggap Safar adalah sebuag penyakit yang bersarang di dalam perut manusia, karena adanya sejenis ulat besar yang hidup di dalamnya dan sangat berbahaya. 

Pendapat lain menyatakan jika Safar adalah hembusan angin berhawa panas yang daoat menyerang perut dan menyebabkan orang yang terkenanya menjadi sakit. Selain itu, ada anggapan pada bulan Safar seseorabg untuk tidak boleh menggelar berbagai kegiatan penting, seperti pernikahan, khitan, dan lain sebagainya. 

Mengutip dari buku yang ditulis H A Zahri berjudul “Pokok-Pokok Akidah yang Benar”, kepercayaan jika Safar akan mendatangkan kesialan dapat disebut sebagai jenis khurafat atau mitos. 

Secara bahasa khurafat artinya cerita bohong, sementara secara istilah khurafat artinya cerita rekaan atau khayalan. Kepercayaan di bulan Safar tersebut bahkan dibantah langsung oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang berbunyi: 

Tidak ada kesialan karena ‘adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi) dan tidak pula Safar (menganggap bulan Safar sebagai bulan haram atau keramat).” (HR Bukhari) 

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Bulan Safar

Mempercayai kepercayaan sejenis itu bukanlah bagian dari ciri-ciri orang beriman. Yaitu orang yang mampu memahami bahwa segala rahasia dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia hanyalah ada dalam genggaman Allah SWT, dan tidaklah suatu peristiwa akan terjadi melainkan karena rencana Allah. 

Demikian tadi mitos bulan Safar yang sudah ada sejak zaman jahiliyyah. Berbagai kepercayaan mengenai kesialan dan penyakit di bulan Safar hanyalah mitos yang dilarang untuk dipercayai. 

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI