Suara.com - Sejumlah relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menggelar Musyawarah Rakyat (Musra) di Bandung, Jawa Barat pada 28 Agustus 2022 mendatang. Acara itu nantinya untuk menyikapi perkembangan politik nasional terkini.
Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia, Panel Barus menegaskan acara tersebut tidak ada campur tangan atau adanya perintah dari Jokowi. Ide acara itu, murni tercetus dari inisiatif para relawan agar dapat menentukan pilihan dalam memberikan dukungan ketika pilpres mendatang.
"Jadi kalau dibilang ini perintah Jokowi musra, bukan. Ini ide kami, ini pikiran kami, ditambah lagi ada arahan beliau, ya cocok," kata Panel di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (20/8/2022).
Panel mengatakan nantinya calon presiden hasil Musra bakal dideklarasikan setelah Hari Raya Idul Fitri tahun 2023 tahun depan. Tentunya, para relawan akan berkonsultasi ihwal nama-nama yang terjaring dalam Musra kepada Presiden Joko Widodo selaku pembina organisasi relawan pendukung.
Baca Juga: Tak Mau Kasih 'Cek Kosong' ke Capres 2024, Kelompok Relawan Jokowi Akan Gelar Musyawarah Rakyat
"Kami lihat dulu hasil Musra, habis itu kami konsultasi dengan Pak Jokowi, habis itu baru kami tentukan deklarasinya akhir Lebaran siapa yang akan kami dukung," sambungnya.
Hanya saja, Panel tidak menjawab secara tegas ketika ditanya apakah calon yang dijagokan oleh relawan otomatis merupakan calon yang di-endorse oleh Jokowi.
"Kami akan diskusi sama beliau, 'Pak ini lho hasil Musra yang sudah kami gelar.' Diskusi lah itu, setelah itu baru kami deklarasi nanti Mei (2023), habis Lebaran,"ungkapnya
Organisasi pendukung Jokowi yang tergabung diantaranya yakni, PROJO, Seknas Jokowi, Bara JP, Relawan Buruh Sahabat Jokowi dan GK Center. Selain itu ada pula organisasi bernama Almisbat, RPJB, Duta Jokowi, Kornas Jokowi, RKIH, JAMAN, GAPURA, dan lainnya.
Tak Ingin Buru-Buru
Baca Juga: Relawan: Jokowi Tidak Meng-endorse Rencana Perhelatan Musyawarah Rakyat
Panel menyampaikan, gelaran ini berangkat dari satu wacana tentang lanskap Pilpres 2024. Kata dia, para relawan Jokowi tidak ingin terburu-buru dalam memilih calon yang akan didukung.
"Kami berpikir nih sebentar lagi 2024, wakutnya beda, orangnya beda, caranya beda, tidak bisa main buru-buru dukung mendukung trus kasih cek kosong juga tidak bisa," kata Panel di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (20/8/2022).
Dasar selanjutnya hingga tercetus ide Musra adalah soal keputusan dukungan yang tidak bisa diambil secara sepihak. Nantinya, para relawan Jokowi juga akan melibatkan pihak lain dalam merespons situasi gelanggang politik nasional termutakhir.
"Dalam menentukan semua keputusan ini, kami tidak bisa memutuskan itu sendiri, kami harus libatkan orang lain, itu dasar yang ketiga," sambungnya.
Dasar selanjutnya adalah momentum Rakernas Projo beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan untuk tidak terburu-buru berbicara soal calon presiden pada Pemilu 2024.
"Di sana Pak Jokowi berpidato menyampaikan banyak hal, tapi ada beberapa yang kami highligt, satu dia (Jokowi) bilang jangan buru-buru, yang kedua dengar kembali suara rakyat, gali kembali kehendak rakyat, coba berbicara sama rakyat, apa maunya," beber Panel.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo berpesan kepada para sukarelawan Pro Jokowi (Projo) agar jangan tergesa-gesa berbicara politik tentang calon presiden pada Pemilu 2024.
"Fokus untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dahulu, ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa, meskipun mungkin yang dukung ada di sini," kata Jokowi dikutip dari ANTARA pada Pembukaan Rakernas V Projo di Magelang, Sabtu (21/5/2022).
Jokowi menyinggung berbagai persoalan bangsa, antara lain, persoalan energi, pangan, dan situasi geopolitik dunia. Untuk itu, Presiden meminta semua pihak bekerja keras menyelesaikan persoalan itu.