Suara.com - Dalam rangka menjaga kelestarian ekologi di Kepulauan Seribu, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, melakukan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang secara berkelanjutan. Kegiatan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang ini dilakukan bersama masyarakat.
Mengutip informasi dalam website Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Kepala Sudin KPKP Kepulauan Seribu Devi Lidya mengatakan, pihaknya selalu mendukung kegiatan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang serta penghijauan lingkungan, karena merupakan ekosistem alam yang harus dijaga demi kelestarian lingkungan.
"Kegiatan ini akan berkelanjutan, karena kami senantiasa mendukung berbagai kegiatan yang sifatnya penghijauan dan konservasi yang dilakukan di Kepulauan Seribu. Kami juga selalu membuka kesempatan berkolaborasi dan mengajak masyarakat untuk turut terlibat dalam kegiatan ini," katanya.
Misalnya, pada kegiatan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang yang dilakukan di pesisir Pulau Karang Bongkok, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, pada triwulan satu tahun ini, Pemprov DKI juga melibatkan masyarakat sekitar untuk aktif berpartisipasi.
Baca Juga: Ingin Pakai Tarif Integrasi MRT-LRT-TransJakarta Rp10 ribu? Pelanggan Harus Pakai Aplikasi Jaklingko
“Kami lakukan penghijauan berupa konservasi mangrove dan edukasi terumbu karang. Ini merupakan tanggul alami dalam sebuah pulau," imbuhnya.
Pusat Konservasi Ekologi
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menetapkan Kepulauan Seribu sebagai Pusat Konservasi Ekologi. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1042 Tahun 2018 tentang Daftar Kegiatan Strategis Daerah (DKSD).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, ada tiga program yang dilakukan Pemprov untuk menjadikan Kepulauan Seribu sebagai Pusat Konservasi Ekologi.
“Pertama, meningkatkan luasan area konservasi dan rehabilitasi melalui transplantasi karang. Kedua, menjadikan Pulau Tidung Kecil sebagai pusat informasi, konservasi, rehabilitasi dan edukasi ekosistem pesisir serta pulau-pulau kecil. Ketiga, meningkatkan keterampilan dan pembinaan masyarakat dalam konservasi serta rehabilitasi,” kata ujarnya.
Baca Juga: Wagub DKI Sebut PSN Jadikan Kepulauan Seribu Sebagai Destinasi Wisata Terbaik
Suharini menjelaskan, pada program pertama, target luasan area konservasi dan rehabilitasi melalui transplantasi terumbu karang pada 2022 ini seluas 0,76 hektare atau sebanyak 3.800 unit terumbu karang. Transplantasi karang adalah salah satu upaya kegiatan rehabilitasi terumbu karang melalui propagasi karang/pemotongan karang indukan yang selanjutnya ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan atau menciptakan habitat baru di lahan yang kosong.
Suharini menambahkan, transplantasi karang dipastikan dapat menjaga keseimbangan antara peningkatan ekonomi masyarakat yang ada di pulau tersebut dengan keinginan untuk terus melestarikan sumber daya laut. Menurutnya, transplantasi karang sangat bermanfaat untuk menjaga keindahan ekosistem bawah laut, yang pada akhirnya dapat menarik wisatawan untuk berwisata ke pulau tersebut.
"Kendati demikian, transplantasi karang hanya satu dari berbagai cara untuk ikut melestarikan lingkungan laut. Ada langkah lain yang juga perlu dilakukan, yakni dengan tidak membuang sampah ke laut atau sungai," tuturnya.
Program kedua yang dijalankan oleh DKPKP Provinsi DKI Jakarta yaitu menjadikan Pulau Tidung Kecil sebagai pusat informasi, konservasi, rehabilitasi dan edukasi ekosistem pesisir serta pulau-pulau kecil. Pulau Tidung Kecil memiliki luas wilayah seluas 17,4 hektare. Pulau ini berada di gugus Pulau Tidung dan bersebelahan dengan Pulau Tidung Besar pada sisi sebelah baratnya.
Secara administratif, gugus Pulau Tidung termasuk wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kelurahan Pulau Tidung. Latar belakang Pulau Tidung Kecil sebagai pusat informasi edukasi konservasi ekologi laut, berdasarkan kajian perencanaan pengembangan (master plan) yang dilakukan Bidang Kelautan DKPKP Provinsi DKI Jakarta dengan dibantu tim peneliti Insititut Pertanian Bogor (IPB). Dalam kajian ini ditemukan fakta bahwa kondisi klimatik, hidro-oseanografi, eksisting, dan ekosistem pesisir serta laut Pulau Tidung Kecil mendukung untuk dijadikan pusat informasi, edukasi, konservasi ekologi laut Pulau Seribu DKI Jakarta.
“Tujuan dari program ini, yaitu menjadikan Pulau Tidung Kecil sebagai pusat data informasi, edukasi, dan kegiatan konservasi rehabilitasi ekosistem pesisir serta laut di Kepulauan Seribu. Maka itu, di sana ada beberapa kegiatan yang dilakukan, mulai dari pembibitan karang, penanaman mangrove, hingga restoking benih ikan laut,” papar Suharini.
Ajak Masyarakat
Program ketiga yang dijalankan Pemprov DKI Jakarta adalah meningkatkan keterampilan dan pembinaan masyarakat dalam konservasi serta rehabilitasi. Suharini menerangkan bahwa masyarakat turut dilibatkan dalam melindungi dan melakukan aksi konservasi serta rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut.
“Konservasi serta rehabilitasi ekosistem laut harus dilakukan secara bersama-sama dengan masyarakat. Pemprov Jakarta telah menetapkan kelompok masyarakat yang dibina oleh Dinas KPKP. Mereka adalah masyarakat dari Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPL-BM), Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dan lainnya,” jelasnya.
Dalam meningkatkan keterampilan serta pembinaan masyarakat, Dinas KPKP juga menjalankan program pelatihan selam untuk 14 orang dan pembinaan 8 pengelola Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPL-BM).
"Program selanjutnya adalah melakukan pelaksanaan webinar terkait Kepulauan Seribu dan menyusun dokumen updating data kondisi ekosistem bawah laut," jelasnya.
Salah satu contoh pelibatan masyarakat dalam program ini adalah Karang Taruna Unit RW 03 Pulau Sebira, Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, yang melakukan pelatihan rehabilitasi terumbu karang pada akhir tahun lalu. Pelatihan ini berkolaborasi dengan PT PLN (Persero) melalui program tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan yang bekerja sama dengan Yayasan Terangi.
Camat Kepulauan Seribu Utara Ismail mengapresiasi kegiatan pelatihan transplantasi terumbu karang ini, karena dapat memberikan manfaat yang baik untuk ekosistem laut, sekaligus ekonomi masyarakat setempat.
"Melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kesadaran warga terhadap pentingnya menjaga ekosistem laut. Dengan begitu, akan berdampak secara ekonomi terhadap hasil tangkapan ikan tersebut", ucap Ismail.