Suara.com - Pengacara pihak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Kamarduddin Simajuntak menantan Bharada Ricard Eliezer atau Bharada E beradu tembak. Kamaruddin ingin membuktikan bahwa kabar tentang Bharada E merupakan soerang penembak jitu hanya hoaks semata.
"Hoaks bahwa Bharada E ini pelatih polisi, pelatih penembak, pelatih hebat. Maka saya tantang dia. Kalau begitu saya mau adu tembak sama dia. Berikan dia Glock 17, saya Glock 17," kara Kamaruddin di acara peringatan 40 hari Brigadir J di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (18/8) malam.
Dalam kesempatan itu Kamaruddin bercerita bahwa semasa kecil dia sangat handal saat menggunakan ketapel. Dia lalu menceritakan sosok teman kecilnya yang kini bertugas di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
"Karena teman ku di waktu kecil, kami jagol ketapel. Kalian cari di Google siapa dia, di Kostrad," sambungnya.
Kamaruddin menyebut sewaktu kecil dia dan temannya yang kini bertugas di Kostrad pandai menembak burung dengan menggunakan ketapel. Namun, menurut Kamaruddin, Bharada E takut untuk beradu tembak dengannya.
"Itu lah temanku waktu kecil, kami jago tembak burung. Maka saya tantang Bharada E kalau dia jago sniper, saya mau adu tembak, ternyata dia tidak berani," ucapnya.
"Akhirnya dia akui dia baru belajar pegang senjata," imbuhnya.
Kadiv Humas Polri hingga Benny Mamoto Dicap Penyebar Hoaks
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan hingga Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto disebut telah menyebar hoaks terkait peristiwa kematian Brigadir Yosua Nofriansyah Hutabarat atau Brigadir J. Pernyataan itu disampaikan, Kamaruddin Simanjuntak, pengacara Brigadir J dalam acara 40 hari memperingati kematian Brigadir J di halaman depan Taman Ismail Marzuki (TIM), Kamis (18/8/2022) malam.
Baca Juga: Dikaitkan dengan Ferdy Sambo, AKP Rita Yuliana Unggah Foto Pakai Hijab dan Kutip Sayyidina Ali
Para peserta yang hadir dalam acara itu menyalakan 4.000 lilin. Terdapat pula poster-poster terpasang bertuliskan 'Usut Tuntas yang Terlibat' dan 'Justice for Joshua'.
Kamarduddin dalam sambutannya menyebut sejumlah lembaga negara awalnya meragukan temuan-temuan terkait kematian Brigadir J yang ia paparkan. Secara gamblang, dia menyebut Kadiv Humas, Karo Penmas hingga Benny Mamoto telah menebar hoaks tentang kematian Brigadir J.
"Banyak temuan-temuan yang sudah saya sebutkan. Awalnya 5 lembaga negara sangat keras melawan saya antara lain Polri, Kompolnas, Komnas Perempuan bersama-sama dengan Kapolda Metro Jaya mencitrakan bahwa mereka adalah korban, Komnas Ham dan LPSK," kata Kamaruddin di TIM.
"Semuanya itu begitu bersemangat. Apalagi ada namanya Benny Mamoto dari Kompolnas sibuk menebar hoaks setiap hari. Demikian juga Kadiv Humas Polri bersama Karo Penmas," sambungnya.