"Saya memahami pelanggaran yang dirasakan beberapa rekan saya tentang hal ini. Saya mengerti dan saya telah meminta maaf kepada mereka," kata Morrison.
"Tetapi juga, sebagai perdana menteri, hanya saya yang benar-benar bisa memahami beban tanggung jawab yang ada di pundak saya dan bukan orang lain."
"Saya lebih suka mendiskusikan apa yang saya lakukan daripada apa yang tidak saya lakukan."
"Risiko menteri tidak bisa bertugas, sakit, dirawat di rumah sakit, tidak mampu melakukan pekerjaan mereka di jam-jam yang kritis atau bahkan kematian sangatlah nyata," ujarnya dalam sebuah pernyataan Selasa (16/08) lalu.
"Menteri Dalam Negeri terkena COVID-19 di awal pandemi dan Perdana Menteri Inggris juga sampai menggunakan ventilator dan menghadapi kemungkinan kematian."
"Sebagai perdana menteri saya menganggap perlu untuk memiliki pengaman, cadangan dan kepentingan untuk memastikan keberlanjutan dan pemerintah yang berjalan efektif selama periode krisis, yang diperpanjang dalam periode saya.
Lalu bagaimana selanjutnya?
Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan ia butuh menjelaskan saran apa yang ia dapatkan dari Jaksa Agung Muda sebelum ia mengambil keputusan.
"Kami tahu ia membuat permintaan dari Departemen Perdana Menteri dan Kabinet. Perdana Menteri dan Kabinet memberikan arahan untuk ia tanda tangani," kata PM Albanese.
"Ia kemudian menandatangani sebuah surat yang dikirim ke Gubernur Jenderal dan Gubernur Jenderal mengangkatnya sesuai rekomendasi pemerintah saat itu."
Baca Juga: Diterpa Isu Kekerasan Seksual, Perdana Menteri Australia Scott Morrison Minta Maaf
Scott juga terancam mengundurkan diri dari keanggotaan parlemen saat ini, termasuk dari mantan menteri dalam negeri Karen Andrews yang posisinya diambil alih oleh Scott tanpa sepengetahuannya.