Suara.com - Tradisi atau ritual Rebo Wekasan biasanya diadakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Islam. Memangnya, apa itu Rebo Wekasan? Apa tujuannya?
Kegiatan yang dilakukan dalam ritual Rebo Wekasan di antaranya adalah tahlilan atau zikir berjemaah, sholat sunah untuk tolak bala, hingga berbagi makanan dalam bentuk selamatan.
Pada hari Rebo Wekasan di bulan Safar dipercaya oleh sebagian umat muslim sebagai hari pertama Nabi Muhammad SAW jatuh sakit hingga meninggal dunia. Di berbagai daerah, ritual ini memiliki berbagai pemaknaan dan tata cara pelaksanaannya.
Asal Usul dan Tujuan Ritual Rebo Wekasan
Baca Juga: Ritual Sembahyang Rampas di Kalbar, Ini Penampakan Sesajian untuk Antar Arwah
Penasaran dengan asal usul Rebo Wekasan? Ternyata, tradisi atau ritual Rebo Wekasan pertama kali diadakan pada masa Wali Songo, di mana banyak ulama yang menyebutkan bahwa pada bulan Safar, Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit.
Untuk mengantisipasi penyakit dan agar terhindar dari musibah, banyak ulama yang melakukan tirakatan dengan banyak beribadah dan berdoa. Tujuannya adalah agar Allah SWT menjauhkan dari segala penyakit dan malapetaka yang dipercaya diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
Kemudian hingga saat ini, tradisi tersebut masih dilestarikan oleh sebagian umat muslim di Indonesia dengan sebutan Rebo Wekasan. Sementara itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa ritual atau tradisi Rebo Wekasan muncul pada awal abad ke-17 di Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Ritual Rebo Wekasan di Berbagai Daerah
Di Aceh, tradisi Rebo Wekasan dikenal dengan istilah Makmegang yaitu melakukan ritual di tepi pantai dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh seorang Teungku, lalu diikuti oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan berbagai elemen warga Aceh.
Baca Juga: Trik Pawang Hujan Dibongkar Pesulap Merah, Netizen Panggil Rara: Ketar Ketir Gak, Mbak...
Sedangkan di Jawa, tradisi Rebo Wekasan biasanya dilakukan oleh masyarakat pesisir pantai dengan caranya masing-masing, seperti di Banten dan Tasikmalaya, tradisi Rebo Wekasan dilakukan dengan melaksanakan salat khusus bersama pada pagi hari di hari Rabu terakhir bulan Safar.
Sedangkan di Bantul, tepatnya di Wonokromo, tradisi Rebo Wekasan ini dilaksanakan dengan membuat lemper raksasa yang dibagikan kepada warga atau orang yang menghadiri acara ini.
Di Banyuwangi, tepatnya di Pantai Waru Doyong, tradisi Rebo Wekasan ini diperingati dengan mengadakan tradisi petik laut, ada pula tradisi Rebo Wekasan di Banyuwangi yang diadakan dengan cara makan nasi yang dibuat secara khusus di tepi jalan.
Di Kalimantan Selatan, tradisi Rebo Wekasan disebut Arba Mustamir, yang diadakan dengan berbagai cara seperti shalat sunnah dan disertai doa tolak bala. Selain itu, ada juga selamatan kampung dengan tidak bepergian jauh, tidak melanggar pantangan, bahkan ada juga mandi Safar untuk membuang sial.
Demikian penjelasan lengkap mengenai apa itu Rebo Wekasan hingga tujuan dan prosesi ritualnya. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Rishna Maulina Pratama