Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Solo, Jawa tengah, tidak diikuti dengan pengibaran bendera merah putih.
Hal tersebut dikarenakan ada insiden yang terjadi di lapangan, dimana pengait bendera merah putih lepas atau rusak. Kejadian tersebut membuat para Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dan para peserta upacara tercengang.
Lantas, apa saja fakta-fakta upacara bendera di Solo tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
1. Pengibaran Bendera Batal
Baca Juga: Keren, 32 Paskibraka Kabupaten Sintang Bentuk Formasi Burung Garuda saat HUT ke-77 RI
Adanya insiden yang terjadi pada saat upacara pengibaran bendera merah putih tersebut membuat pengibaran batal dilakukan. Pengibaran yang seharusnya dilaksanakan di Stadion Sriwedari, Kota Solo, Jawa Tengah tersebut dibentangkan secara manual.
Pengibaran bendera secara manual tetap diiringi oleh lagu Indonesia Raya.
2. Diperbaiki Secara Langsung
Meskipun gagal dikibarkan pada saat upacara kemerdekaan, pengait bendera yang rusak langsung diperbaiki dan bendera tetap dikibarkan setelah upacara kemerdekaan selesai dilaksanakan.
Bendera yang dikibarkan tersebut akan diturunkan pada sore ini.
Baca Juga: Kisah Indi, Anggota Paskibra KJRI Kuching yang Mendapat Beasiswa ke Jepang
3. Tanggapan Wali Kota Solo
Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menganggap insiden tersebut merupakan hal yang tidak terduga.
Insiden tidak terduga tersebut tentu saja mengecewakan para Paskibraka yang sudah latihan untuk mengibarkan bendera pada hari Kemerdekaan RI.
Gibran Rakabuming Raka meminta para Paskibraka untuk tetap semangat.
4. Isak Tangis Para Peserta Upacara
Seperti sudah dijelaskan bahwa bendera merah putih gagal berkibar karena pengait tali di tiang bendera putus pada saat pengibaran hendak dilakukan.
Momen tersebut membuat para seluruh peserta upacara berdebar, bahkan terdengar suara isak tangis dari para peserta upacara, baik yang ada di lapangan, maupun di tribun.
5. Keputusan Tiga Pasukan Pengibar
Paskibraka yang hendak mengibarkan bendera merah putih mengambil keputusan di tengah situasi sulit. Ketiga pasukan pengibar bendera tetap membentangkan bendera dengan tangan mereka.
6. Apresiasi Para Peserta Upacara
Meskipun gagal mengibarkan bendera merah putih, setelah lagu Indonesia Raya berkumandang, para peserta upacara tetap memberi apresiasi kepada pengibar bendera.
Suara tepuk tangan bergemuruh di Stadion Sriwedari, tempat sang saka merah putih hendak dikibarkan.
Para pasukan pengibar bendera kemudian kembali melipat bendera dan menaruhnya di baki. Mereka pun kemudian membawanya kembali.
7. Tanggapan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga menyebut bahwa pihaknya telah menyiapkan semua perangkat upacara sebelum hari H termasuk pengait bendera yang patah.
Namun, meskipun sudah disiapkan, secara teknis pengait yang patah tersebut belum diuji kekuatannya.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa