Suara.com - Seorang pria paruh baya terekam melakukan pelecehan terhadap anak di bawah umur. Aksinya direkam oleh warga yang melihat dan langsung ditegur.
Pada video yang diunggah di akun Instagram @terang_media, seorang pria paruh baya terekam tengah melakukan hal tak senonoh pada anak perempuan.
Parahnya, perlakuan bejat itu dia lakukan di tempat terbuka di tenda warung kosong pinggir jalan.
Dalam rekaman yang beredar, pria tersebut terlihat memeluk, memegang tubuh, hingga mencium korban. Dia juga sempat membawa si anak duduk bersama di dalam tenda.
Baca Juga: Momen Anak Rimba di Jambi Kibarkan Bendera Merah Putih di Hari Kemerdekaan
Seorang pemotor dan perekam aksi pria tersebut telah menegur, namun pelaku malah marah-marah.
Peristiwa itu terjadi di Jln. Kalibutuh No.132 Asemrowo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/08/2022).
"Pelaku sudah ditegur tapi malah marah-marah," tulis akun Instagram @terang_media.
"Dengan bukti rekaman video, sang pelaku sudah dilaporkan kepada pihak yang berwajib dan sudah diproses di Polsek," imbuhnya.
Jika terbukti bersalah, pria paruh baya tersebut bisa dijatuhi dengan UU TPKS.
Baca Juga: Siapa Penyanyi Tiktok Cilik Farel Prayoga hingga Diundang ke Istana
Tindak Pidana Kekerasa Seksual (TPKS)
Undang-undang TPKS yang telah disahkan oleh DPR RI pada April lalu membawa angin segar. Pasalnya penegak hukum kini memiliki legal standing untuk menjerat pelaku kekerasan seksual.
Pada UU no 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, terdapat beberapa poin penting.
Pada pasal 6 juga terdapat hukum pidana bagi pelaku kekerasan seksual secara fisik. Hukuman pidana bisa mencapai empat hingga 12 tahun dengan denda Rp 50 hingga Rp 300 juta.
Sementara pada Pasal 4 ayat 1 dan 2 dijelaskan mengenai jenis tindak pidana kekerasan seksual.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1), tindak pidana kekerasan seksual terdiri atas:
a. pelecehan seksual nonfisik;
b. pelecehan seksual fisik;
c. pemaksaan kontrasepsi;
d. pemaksaan sterilisasi;
e. pemaksaan perkawinan;
f. penyiksaan seksual;
g. eksploitasi seksual;
h. perbudakan seksual; dan
i. kekerasan seksual berbasis elektronik
Sementar aitu pada Pasal 4 ayat (2) disebutkan bahwa selain tindak pidana kekerasan seksual sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tindak pidana kekerasan seksual juga meliputi:
a. perkosaan;
b. perbuatan cabul;
c. persetubuhan terhadap Anak, perbuatan cabul terhadap Anak, dan/atau eksploitasi seksual terhadap Anak;
d. perbuatan melanggar kesusilaan yang bertentangan dengan kehendak Korban;
e. pornografi yang melibatkan Anak atau pornografi yang secara eksplisit memuat kekerasan dan eksploitasi seksual;
f. pemaksaan pelacuran;
g. tindak pidana perdagangan orang yang ditujukan untuk eksploitasi seksual;
h. kekerasan seksual dalam lingkup rumah tangga;
i. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya merupakan Tindak Pidana Kekerasan Seksual; dan
j. tindak pidana lain yang dinyatakan secara tegas sebagai Tindak Pidana Kekerasan Seksual sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.