Austalia Kembali Gelar Pertukaran Pelajar Setelah Ditunda karena Covid

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 16 Agustus 2022 | 13:35 WIB
Austalia Kembali Gelar Pertukaran Pelajar Setelah Ditunda karena Covid
Ilustrasi pelajar (unsplash.com/zero take)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Shana Imfeld sudah diberitahu untuk bersiap-siap mendengar kabar buruk jika mengenai kemungkinan dia  bisa ikut program pertukaran pelajar ke Australia.

Dengan perbatasan internasional dari dan ke Australia ditutup, Shana yang berusia 16 tahun asal Swiss ini tadinya sudah memilih untuk ke negara lain di Eropa.

Namun tiga minggu lalu Shana tiba di Rockhampton di negara bagian Queensland, sebagai bagian dari pertukaran pelajar gelombang pertama dari 'Rotary Youth Exchange' yang bisa kembali ke Australia.

Shana mengatakan dia sangat senang akhirnya bisa ke negara impiannya untuk pertukaran pelajar.

Baca Juga: Konjen India di Medan Tawarkan Beasiswa untuk Pegawai Pemkot Tanjungpinang hingga Pertukaran Pelajar

"Sangat senang tapi juga rasanya aneh begitu banyak hal baru yang saya alami," kata Shana.

"Namun saya sangat menikmatinya sejauh ini."

Program pertukaran pelajar internasional di Australia dihentikan ketika COVID-19 membuat perjalanan internasional tidak menentu.

Sektor pendidikan di universitas, pertanian dan sekolah menengah di Australia menjalankan berbagai program pertukaran ke luar negeri untuk mempelajari budaya berbeda, sebaliknya menerima pelajar dari negara lain untuk merasakan pengalaman hidup di Australia.

"Banyak pelajar yang kehilangan kesempatan karena mereka tidak lagi pergi setelah mereka berusia 18 tahun," kata Heather Sugget, Ketua Program 'Rotary Youth Exchange' untuk Distrik 9506, yang mendatangkan Shana dan empat pelajar lainnya ke Queensland tahun ini.

Baca Juga: Pertukaran Pelajar ke Inggris, Tangsel Kirim Siswa SMA Stella Maris School BSD

Walau sebagian besar negara bagian di Australia sudah mengizinkan lagi program pertukaran pelajar internasional, masih ada juga negara bagian yang masih belum melakukannya.

Belum dilakukan Australia Barat

Departemen Pendidikan Australia Barat belum menerima pendaftaran bagi pertukaran pelajar untuk bisa datang, sehingga para pelajar Rotary ini tidak akan ke Australia Barat sampai setidaknya bulan Juli 2023.

"Pengaturan mengenai dimulainya lagi penerimaan pertukaran pelajar di Australia Barat akan dimulai secepat mungkin, dalam cara yang paling aman, berdasarkan situasi kesehatan saat ini," kata Direktur Jenderal Departemen Pendidikan Australia Barat, Lisa Rodgers.

Pengiriman pelajar dari Australia Barat ke luar negeri bahkan akan dimulai lebih lambat lagi yaitu Juli 2024.

Linda Bilney, Kepala Program Rotary Youth Exchange di Australia Barat mengatakan banyak terjadi kelambatan dalam pemberian paspor dan visa.

"Dan bahkan yang program pertukaran pelajar ke luar negeri di negara-negara bagian sebelah timur Australia juga terjadi penundaan," katanya.

Program pertukaran mahasiswa juga sudah dimulai

Program pertukaran bagi mahasiswa universitas juga sudah dimulai dalam beberapa pekan terakhir.

Sneha Karri, mahasiswa program Studi Korea dan Hubungan Internasional di University of Sydney baru-baru ini  memulai program pertukaran di Seoul National University, Korea Selatan.

Dua permohonan dia sebelumnya untuk dapat ikut program serupa tidak bisa terlaksana karena adanya larangan perjalanan akibat COVID-19.

"Sampai sebelum saya naik pesawat, saya tidak tidak percaya sepenuhnya saya akan ke luar negeri karena program ini sudah tertunda tiga kali sebelumnya," kata Sneha.

"Saya memang sempat meragukannya akan terjadi."

Sneha berada di Korea Selatan dengan Beasiswa New Colombo Plan Scholarship lewat Departemen Luar Negeri Australia (DFAT).

Meski dia senang bisa menjadi bagian dari program pertukaran mahasiswa ke luar negeri tersebut, ia mengatakan beberapa temannya yang sudah lulus kuliah ketika pandemi terjadi kehilangan kesempatan.

Adanya program virtual selama pandemi

University of Sydney mengatakan mereka menawarkan "pengalaman global" baru bagi mahasiswa yang tidak bisa melakukan perjalanan di tahun 2020 dan 2021.

Lebih dari 2.800 mahasiswa berpartisipasi dalam program tersebut sebelum universitas memulai lagi program pertukaran dan mengirim 350 mahasiswa ke luar negeri di bulan Juni 2022.

"Kami melihat adanya penambahan minat bagi pertukaran semester dengan lebih dari 450 mahasiswa belajar di luar negeri selama Semester 2 tahun 2022, dan 650 permintaan untuk bisa melakukannya di Semester 1 tahun 2023," kata juru bicara universitas tersebut.

Universitas lain, seperti Curtin University di Perth sedang mempersiapkan untuk memulai program semester ini.

Program Pertukaran Pedesaan Internasional juga sudah memulai program pertukaran di bidang pertanian, seperti yang dilakukan baru-baru ini oleh sekelompok pelajar asal Indonesia.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI