"Aku dan suami sama-sama kerja, tinggal berdua plus anak 1 umur 4 bulan tanpa ART. Kerja 6 hari seminggu shift panjang. Kalau weekend kadang ke rumah ortu. Ini kami masih sempat sosialisasi, ikut PKK wlaupun kadang izin, nyapa-nyapa tetangga. Sender sesibuk apa si, apa kerjanya 24 jam?" komentar warganet.
"Mbaknya lebih cocok tinggal di apartemen kayaknya daripada di kampung," imbuh warganet lain.
"Orang beda-beda sih, terkadang emang ada yang energinya habis setelah kerja seharian dan enggak bisa bersosialisasi," tambah lainnya.
"Sanksi sosial akibat jarang srawung ya gitu, di sini banyak isteri-isteri yang kerja pagi pulang sore bahkan kena shift malam juga ya tetep srawung," tulis warganet di kolom komentar. Hal-hal kayak gini mending dikomunikasikan.
"Nyoba dikomunikasikan dulu nder. Kayak pas berangkat PKK nyoba ngomong ke ibu-ibu tentang keadaan sender. Terus minta saran gimananya sama ibu," timpal lainnya.
Saat berita ini dibuat, curhatan tersbeut telah disukari ratusan kali dengan puluhan komentar.