Gus Muwafiq Jelaskan Dua Tanggung Jawab Muslimin dan Pesantren dalam Mengisi Kemerdekaan

Selasa, 16 Agustus 2022 | 12:59 WIB
Gus Muwafiq Jelaskan Dua Tanggung Jawab Muslimin dan Pesantren dalam Mengisi Kemerdekaan
Gus Muwafiq. [gusmuwafiqchannel / Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penceramah Nahdlatul Ulama KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq menjelaskan dua tanggung jawab kaum Muslimin dan pesantren Indonesia dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

Gus Muwafiq mengatakan saat ini banyak orang Indonesia yang tidak bangga dengan negaranya, tidak cinta Tanah Air. Itu sebabnya, perlu diingatkan kembali misi waliyullah.

"Kaum Muslimin dan pesantren punya tanggung jawab sebagai manusia dan tanggung jawab jadi penerus dakwah waliyullah," ujar Gus Muwafiq saat ceramah di Ma'had Bahrul Huda, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dikutip dari nu.or.id, Selasa (16/8/2022).

Gus Muwafiq menjelaskan tanggung jawab kaum Muslimin dan pesantren sebagai manusia karena diberikan anugerah ilmu. Ia menuturkan dengan ilmu, manusia menjadi pemimpin di atas makhluk lainnya.

Baca Juga: Link Twibbon HUT RI ke-77 untuk Profil Facebook, Instagram hingga WhatsApp

"Ilmu tersebut diberikan Allah untuk menciptakan kehidupan yang baik dan tenteram. Tidak merusak dan merugikan orang lain. Hal ini diajarkan para waliyullah dan ulama dengan tidak merusak budaya baik masyarakat Indonesia," tutur Gus Muwafiq.

Selain itu, kata Gus Muwafiq, dengan ilmunya, manusia bisa mengatur sekuat-kuatnya gelombang laut.

"Akhirnya kalah dengan ilmu manusia. Gunung habis karena ilmunya manusia. Ikan di laut dipindahkan ke daratan. Batu dan kayu disatukan jadi bangunan. Dengan ilmu dan akalnya manusia bisa memimpin apa saja," kata Gus Muwafiq.

Gus Muwafiq mengingatkan, ilmu yang dimiliki manusia memiliki sisi negatif juga. Apabila tidak dididik dengan pendidikan ala Rasulullah yang diajarkan di pesantren, maka bisa berbahaya buat diri sendiri dan manusia lainnya.

Para waliyullah dan ulama terdahulu kata Gus Muwafiq selalu mengajarkan hidup yang rukun agar ibadah kepada Allah bisa berjalan dengan lancar dan khusyuk.

Baca Juga: Lirik Lagu Hari Merdeka 17 Agustus yang Dinyanyikan Saat Upacara Bendera HUT RI

"Cuma manusia karena ilmunya memiliki sifat negatif, lebih menyerupai hewan. Oleh karenanya manusia harus dididik agar tetap ingin tugasnya sebagai khalifah fil ardi," kata dia.

Gus Muwafiq menambahkan tugas kedua kaum Muslimin dan pesantren yaitu menerus perjuangan waliyullah. Sebab Islam dibawa oleh para waliyullah yang sebagian sebagian besar memiliki keturunan Rasulullah.

Ia menjelaskan para waliyullah berdakwah dengan pendekatan kultural dan dari hati ke hati, sehingga bisa diterima oleh masyarakat secara mudah.

Dakwah tidak merusak, tapi membangun peradaban manusia sehingga Muslim Indonesia memiliki ciri khas dibandingkan negara lain. Dakwah menyerap substansi ajaran Islam, bukan meniru budaya Arab saja.

"Kedua, tugas menjadi penerus misi waliyullah, pesantren membawa misi pendidikan dari Rasulullah. Pesantren mampu mencetak umat Islam yang begitu besar. Bisa mencetak ulama," tutur Gus Muwafiq.

Gus Muwafiq menuturkan Islam kuat di Indonesia karena waliyullah semuanya mengajarkan kecintaan kepada negara.

Hal tersebut kata Gus Muwafiq, diajarkan oleh para ulama seperti KH Muhammad Hasyim Asy'ari Tebuireng. Salah satunya lewat Resolusi Jihad.

Dengan strategi itu, Islam yang bergerak ke Eropa tidak tumbuh subur seperti Islam yang disebarkan di Indonesia. Yakni semakin lama semakin kuat.

"Masjid terbanyak ada di Indonesia, haji terbanyak juga dari Indonesia dan orang salat terbanyak ada di Indonesia. Di Indonesia penghafal Al-Qur'annya paling banyak. Kenapa kok bisa begitu. Ini berkat strategi dakwah waliyullah," kata dia.

Selain itu, Gus Muwafiq menceritakan dahulu merebut merah putih harganya nyawa. Para santri, para ulama kata Gus Muwafiq juga menjaga NKRI.

"Jenderal Sudirman dengan paru-paru yang sakit tetap berjuang. Santri jaga warisan bangsa dan negara. Karena tinggalan para wali dan ulama. NKRI harga mati," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI