Suara.com - Pemprov DKI Jakarta terus berupaya secara aktif untuk mengajak warga agar mengelola sampah sebagai upaya menjaga lingkungan. Salah satunya dengan bank sampah di mana warga bisa turut berpartisipasi dalam program 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
Melalui bank sampah ini, warga bekerja sama dalam pengelolaan sampah di suatu wilayah. Hal ini seperti diutarakan oleh Yulius Yance Feriga, pengelola Bank Sampah Karya Amanah Sejahtera, di RW 01 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Sejak tahun 2014, kami warga RW 01 Cililitan ikut serta dalam kegiatan bank persampahan Pemprov DKI. Setiap hari Sabtu, pukul 09.00-17.00 WIB, warga berkumpul untuk melakukan kegiatan pemilahan sampah yang berasal dari sampah rumah tangga masing-masing,” jelasnya.
Yance menerangkan, jenis sampah yang dikumpulkan warga untuk kemudian dikumpulkan di bank sampah antara lain sampah kardus, kaleng, mainan anak-anak yang sudah tak terpakai, ember bekas, botol air mineral, dan sebagainya. Sampah-sampah ini kemudian ditimbang agar bisa ditukar dengan uang.
Baca Juga: Perda Kota Malang Nomor 7/2021, Buang Sampah Sembarangan Bisa Dijebloskan Penjara
“Besaran uang yang diterima warga berbeda-beda, tergantung dari jumlah sampah yang dikumpulkan di bank sampah. Ada yang Rp 60 ribu, ada yang Rp 100 ribu, masing-masing jenis ada nilainya,” ungkapnya.
Yance bersyukur karena setiap tahun jumlah warga yang terlibat dalam program bank sampah terus meningkat. Jika pada 2014, jumlah warga yang terlibat hanya 60 orang, kini warga yang aktif dalam mengelola sampah rumah tangga di RW 01 Cililitan mencapai 244 orang.
Berkat aktivitas warga memilah sampah yang kemudian dikumpulkan di bank sampah, lingkungan tempat tinggal Yance pun menjadi bersih. Menurutnya, sebelum ada program bank sampah ini, wilayahnya sangat kotor karena sampah berserakan di mana-mana.
“Dulu itu sampah berserakan di mana-mana. Untuk mengurangi sampah, warga membakarnya. Hal ini menyebabkan kualitas udara di lingkungan kami jadi buruk. Saya bersyukur, program bank sampah ini diikuti oleh warga, sehingga warga jadi terbiasa memilah sampah dan lingkungan kami pun jadi bersih,” jelasnya.
Peran serta warga yang aktif dalam program bank sampah pun membuat wilayah ini masuk nominator penghargaan Adipura 2022. Bank Sampah Karya Amanah Sejahtera adalah wujud nyata kolaborasi antara Pemprov DKI dengan warga Jakarta dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Baca Juga: Tekan Penumpukan Sampah, Pemkot Jogja Imbau Warga Tak Buang Sampah di Hari Minggu
KSBB Persampahan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengagagas program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) Persampahan. Ini merupakan platform donasi berbasis daring yang disediakan pemerintah untuk memfasilitasi warga dalam mengelola sampah. KSBB Persampahan fokus pada bantuan fasilitas pengelolaan bank sampah, pengelolaan sampah lingkup Rukun Warga (RW), pengurangan sampah organik dengan Biokonversi Maggot BSF, dan pengelolaan minyak jelantah.
“Pemprov DKI membuka peluang kolaborasi kepada seluruh stakeholder untuk membantu Pengelola Sampah di RW atau Bank Sampah. Melalui platform KSBB Persampahan, stakeholders dapat memberikan bantuan berupa sarana serta prasarana, pelatihan, kampanye, konten edukasi, dan lain-lain, yang terkait dengan bidang persampahan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto.
Melalui KSBB Persampahan ini, Pemprov DKI melalui Dinas Lingkungan Hidup berperan sebagai verifikator dan fasilitator yang mempertemukan kolaborator, yakni pemberi bantuan atau pembeli bahan baku daur ulang/sampah terpilah dengan bank sampah atau pengurus RW sebagai penerima bantuan atau penyedia bahan baku daur ulang/sampah terpilah.
Adapun paket bantuan yang diberikan, yaitu:
1. Paket Bantuan Pengelolaan Bank Sampah, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengurangan timbulan sampah, serta meningkatkan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah di masyarakat.
2. Paket Bantuan Timbangan Digital, bertujuan untuk meningkatkan akurasi perhitungan sampah dan transparansi pengelolaan bank sampah.
3. Paket Bantuan Mesin Pencacah, bertujuan untuk membuat penambahan nilai (added value) pada sampah sehingga menjadi lebih bernilai, serta meningkatkan efisiensi dalam hal kebutuhan wilayah penyimpanan karena dimensi sampah dapat lebih padat.
4. Paket Bantuan Gerobak Motor, bertujuan untuk memperluas jangkauan wilayah layanan serta meningkatkan efisiensi pelayanan baik dari segi waktu, tenaga, maupun biaya.
5. Paket Bantuan Pengelolaan Bank Sampah, bertujuan untuk mengurangi timbulan sampah, meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengurangan timbulan sampah, serta meningkatkan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah masyarakat.
Asep mengatakan, dalam Peraturan Gubernur No. 33 Tahun 2021 tentang Bank Sampah disebutkan bahwa sampah anorganik akan dikumpulkan di bank sampah unit terdekat, yakni di RW, kantor, sekolah, fasos (fasilitas sosial), dan lain-lain. Ke depannya Bank Sampah Induk harus berbentuk badan hukum, dapat berupa BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), PT (Perseroan Terbatas), Koperasi, atau Yayasan.
Sementara itu, untuk pengelolaan sampah organik dilakukan dengan metode composting dan biokonversi BSF/maggot. Pengelolaan sampah organik ini juga melibatkan warga. Menurut Asep, sudah diberikan BSF/maggot sebanyak 66 paket rumah maggot kepada masyarakat di lima kota dan satu kabupaten di Jakarta.
“Tahun depan direncanakan akan memberikan 84 paket rumah maggot kepada masyarakat di Kota Administrasi Jakarta. Ke depannya akan dibentuk badan usaha berupa koperasi untuk menunjang sisi bisnis pengelolaan sampah dengan metode BSF/maggot. Dalam implementasi Pergub 102/2020 juga dibuka kesempatan pelibatan komunitas/penggiat maggot individu dalam menangani sampah organik di pasar,” urai Asep.