Suara.com - Pengacara baru Bharada E alias Richard Eliezer, Ronny Talapessy, mengklaim salah satu alasan kliennya mencabut kuasa dari Deolipa Yumara karena yang bersangkutan dinilai sibuk manggung. Ronny bahkan menyebut selama lima hari menjadi kuasa hukum Bharada E, Deolipa tak pernah bekerja.
"Dibilang lima hari dia bekerja. Dia tidak bekerja lima hari. Karena dia sibuk manggung dari panggung ke panggung," kata Ronny kepada wartawan, Senin (15/8/2022).
Menurut Ronny, hal itulah yang membuat Bharada tidak nyaman dengan Deolipa. Sampai pada akhirnya, Bharada E mencabut kuasa dari Deolipa dan menujuk dirinya sebagai kuasa hukum yang baru.
"Itulah yang menyebabkan Bharada E mencabut kuasa saudara Deolipa. Dan permintaan keluarga," katanya.
Baca Juga: Formappi Kritik Respons Komisi III DPR Di Kasus Tewasnya Brigadir J: Lamban Dan Normatif
Perintah Sinto Gendeng
Deolipa rencananya akan melayangkan gugatan materil dan formil terkait surat pencabutan kuasa Bharada E ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (15/8/2022) siang ini.
Deolipa menyebut upaya ini diambil atas perintah seseorang yang disebutnya 'Sinto Gendeng'. Gugatan tersebut dilakukan juga demi mengamankan berita acara pemeriksaan atau BAP Bharada E saat didampingi dan ditandatangani olehnya.
"Saya hari Senin atas perintah 'Sinto Gendeng' membuat gugatan supaya BAP tetap aman. Karena sekarang posisinya status quo. Jadi saya sekarang pengacara status quo, saya tetap pengacara Bharada E, tapi tidak boleh bertindak dalam penegakan hukum," kata Deolipa di Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022).
Deolipa juga mewanti-wanti penyidik untuk memastikan tidak ada perubahan BAP Bharada E. Sebab jika terjadi perubahan maka menjadi cacat formil sehingga pelaku dalam pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nopryansah Yosua bisa melakukan gugatan dan terbebas dari hukuman.
Baca Juga: IPW Ungkap Operasi Sebar Dana Ferdy Sambo untuk Muluskan Skenario Kematian Brigadir J
"Saya wanti-wanti ke penyidik Bareskrim supaya hati-hati. Ketika status quo, jangan ada perubahan BAP," katanya.
Di sisi lain, Deolipa meragukan surat pencabutan kuasa tersebut benar-benar dibuat dan ditandatangani oleh Bharada E. Apalagi, surat tersebut diketik bukan ditulis tangan.
Padahal, klaim Deolipa, antara dirinya dan Bharada memiliki kode.
"Nyanyian kode itu adalah setiap lu (Bharada E) tanda tangan surat atau apapun juga lu harus tulis tanggal sama jam di samping tanda tangan atau diatas. Baik surat itu bermaterai atau tidak," ungkapnya.
"Surat pencabutan kuasa Bharada E ke saya. Ini yang terakhir kan nggak ada tanggal sama jam, yabg diketik ini," imbuhnya seraya menunjukkan surat tersebut.
Dugaan Suap Ferdy Sambo dan Istri
Dalam kesempatan itu Deolipa juga memastikan keterangan Bharada E terkait adanya upaya menyuap atau janji-janji Irjen Pol Ferdy Sambo memberi uang senilai Rp1 miliar ada di dalam berita acara pemeriksaan atau BAP. Namun, dia memastikan uang tersebut belum diterima hanya ditunjukkan saja oleh Ferdy Sambo.
Deolipa menyebut upaya pemberian uang itu dilakukan Ferdy Sambo disaksikan oleh istrinya PC.
"FS di hadapan Putri, ada di BAP. Tanya aja Boerhanuddin (eks kuasa hukum Bharada E) itu mata dan telinga ane maksudnya teman pengacara," kata Deolipa di Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022).
Selain kepada Bharada E, Ferdy Sambo dan PC juga disebut juga menjanjikan uang masing-masing Rp500 juta kepada tersangka Brigadir RR alias Ricky Rizal dan KM alias Kuwat.
"Uang ada dollar. Namanya janji-janji, ngomongnya Rp1 miliar, tapi kan kita nggak tau di dalamnya. Makanya itu 303 dollaran kayaknya," pungkasnya.